Serba Tanggung Catatan Usai Menonton Film Chrisye


Tidak ada kerusuhan sekalipun tamu undangan harus menunggu cukup lama sebelum pintu pertunjukkan dibuka. Hanya ada dua pintu yang tersedia di Epicentrum XXI siang itu (1/12), dan itu, kadang merepotkan.

Ada cukup banyak film yang mau diputar sementara mereka seperti tak punya cukup ruang untuk memutarnya. Kamu bisa menyebutnya ironis atau biasa saja, terserah yang mana yang kamu suka. Kamu bebas memilihnya.

Tapi, siang di menjelang sore itu, tamu undangan sepertinya tak punya banyak pilihan selain menunggu dengan sabar bersama angin yang embusannya membuat mata mengantuk, dan peluh yang turun tanpa diminta.

Tidak seperti seorang rekan yang mendapat undangan khusus, screening kali ini, saya mendaftar via bloggercrony dan beruntung betul mendapat kiriman email.

Saya harus mengucapkan terima kasih untuk bloggercrony, karena yah, beberapa hari ke depan saya membutuhkan alasan untuk benar-benar bisa pergi ke luar. Dan mendatangi acara-acara seperti ini jelas-jelas alasan yang lebih dari cukup untuk mendapat lampu hijau keluar rumah. 

Tadinya, saya berencana untuk tidak membawa kendaraan, namun, setelah beberapa lama menunggu, transjakarta tak juga kunjung datang sementara waktu terus berjalan. Perlahan, mentari semakin meninggi, terus merangkak hingga tak menyisakan ruang untuk bayang-bayang singgah lebih lama.

Saya kembali berjalan ke rumah sembari memikirkan akan seperti apakah film Chrisye yang diperankan Vino Bastian nanti. Sampai saat itu saya tidak tahu kalau istri almarhum diperankan oleh Velove Vexia.

Cukup mengejutkan, entah ini menjadi sebuah strategi atau apa, yang pasti saya kurang bisa menikmati akting Velove Vexia sebagai Damayanti Noor yang saya rasakan kering dan tak berkembang. 

Marsha Timothy atau Tika Bravani rasanya lebih pas memerankan tokoh Yanti yang optimis, kebalikkan dari Chrisye yang cenderung tak percaya akan kemampuannya sendiri.

Bisa dipahami mengapa Yanti ingin mengangkat cerita dari sisi lain Chrisye yang selama ini kita kenal sebagai penyanyi dengan segala keunikan dan kekhasannya.

Yanti percaya, kehidupan Chrisye sebagai penyanyi sudah banyak diketahui publik, tidak begitu halnya dengan Chrisye sebagai seorang ayah, suami, dan anak. Sisi inilah yang ingin dimunculkan Yanti dalam film Chrisye, film biopik yang diproduksi MNC Pictures dan Vito Global Visi dengan Rizal Mantovani sebagai sang sutradara.

Selain Gie dan Habibie dan Ainun, Chrisye menjadi film biopik lain yang meninggalkan rasa yang berbeda setelah menyimak nya, setidaknya di beberapa bagian.


Film biopik, memungkinkan kita sebagai penonton mengenal lebih jauh sosok sang tokoh utama yang sangat mungkin tidak kita ketahui secara luas .

Betapa Chrisye begitu terikat dengan rokok, sepi, dan rasa kosong yang menghantuinya sekalipun segala sesuatunya berjalan dengan lancar.

Film ini bercerita tentang Chrismansyah Rahadi sebagai manusia yang juga melalui berbagai macam rintangan kehidupan yang membuatnya jatuh bangun, bangkit, hingga kembali ke pangkuan Sang Ilahi pemilik segala sesuatu.

Film ini tidak luar biasa, sedikit mengecewakan bisa dibilang karena yah, seharusnya kita bisa mendapati sesuatu yang lain dari sosok Chrisye yang pendiam, dingin dan tertutup.

Namun, saya cukup terhibur dengan adanya Dwi Sasono yang berperan sebagai Guruh Sukarno dan Andi Arsyl sebagai Erwin Gutawa yang which is, oh, saya tidak sanggup mengatakannya.

Sungguh.

Kalau Dwi saya kira cukup sukses memikat hati saya, paling tidak dengan perannya sebagai Guruh yang kamu semua sudah tahu seperti apa, tapi Andi Arsyl sebagai Erwin?

Saya percaya ini tidak bercanda. Segala sesuatunya saya rasa sudah dipertimbangkan (mungkin). Tapi ini juga bisa menjadi nilai lebih. Ini bukan film komedi, tapi penonton berhasil dibuat tertawa begitu para pemain yang saya sebutkan tadi disorot kamera.

Film Chrisye akan tayang serempak pada 7 Desember 2017. Luangkanlah sedikit waktu untuk menyaksikannya bersama orang-orang terkasih.

Kadang, sesekali kamu perlu melihat setelah mendengar, membaca sesuatu. Apapun itu, lakukanlah sekalipun hal itu terasa sulit atau bahkan tidak mungkin menurut (kemampuan) kita.








  

Komentar

  1. iya dwi mencuri perhatian gerr penonton yg tadinya serius

    BalasHapus
  2. Salah satu yang membuat gerrr... ya Dwi Sasono.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Bikin segar suasana. Makasih sudah menyempatkan mampir.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer