Di Rumah Aja (Part 2)

Sejak sebelum #dirumahaja dianjurkan, gue basically udah di rumah aja otomatis karena belum kerja lagi. Gue mau kerja lagi dan yah, kemarin memang penginnya di rumah dulu, breaklah dari rutinitas yang kadang suka bikin pengin gue lari ke hutan belok ke pantai. Dan kenyataannya, memang akan terasa sangat membosankan kalau lo nggak mengkhususkan diri untuk melakukan sesuatu yang produktif.

Kegiatan apa yang menurut kita bisa menjadi produktif balik ke masing2 pribadi lagi, dan kadang memang susah banget buat melihat apa yang menurut orang lain produktif suka kita pandang sebagai sesuatu, yang...emang nggak ada kerjaan lain yang bisa lo kerjain, ya?

Ini bisa banget jadi menyebalkan, kalau mau lo buat begitu. Tapi, kok kayaknya buang waktu dan energi banget mikiran hal2 yang nggak seharusnya lo pikiran karena ada hal lain yang jauh lebih penting yang harusnya lebih mendapat perhatian, kayak kenapa lo udah lama banget ngejomblo, gitu. #krik

Gue sendiri merasa senang bisa ngerjain hal2 baru, yang sebenarnya nggak baru2 amat tapi, mungkin karena bukan hal yang sering gue kerjain jadi terasa baru gitu aja buat gue. Walaupun judulnya cuma bantuin nyokab, tapi serius sih, ternyata kalau ada kegiatan yang seperti tiada berujung itu adalah kegiatan rumah tangga seperti memasak dan teman2nya.

Makanya, kenapa pekerjaan menjadi istri juga seorang ibu begitu mulianya di dalam Islam karena memang Alloh menginginkan posisi yang terbaik untuk wanita, dimuliakan di bumi dan di langit. Dan kalau kita nggak berusaha mengerti konsep ini di dalam Islam, kehidupan rumah tangga itu bisa banget kita rasakan sebagai beban yang seperti derita tiada akhir.

Sounds like drama? beneran banget bisa jadi drama ya kalau itu tadi, kita nggak berusaha mencari ilmu tentang seperti apa kehidupan berumah tangga. Gue pribadi juga nggak ngerti, kenapa si akang mau2an sama gue yang cuma bisa masak nasi sama air ini. Semoga bukan cuma sekadar lip serv ice, ya karena ya memang kita belum kenal satu sama lain. Kita bahas ini lain waktu, ya insyaAlloh.

Selain (bantuin nyokab) masak, gue juga bisa olah tubuh gitu bareng ponakan, main voli. Main voli di dalam rumah? serius? yes, seriuslah. Mosok becanda, sih. Ya, walau rumah kita alhamdulillah segini2nya, kita akalin aja gimana caranya bisa tetap berkeringat dengan main voli yang lumayan bikin badan capek setelahnya. Haha. Maklum, jarang olahraga kan eike.

Kemarin2 kita juga main badminton loh, tapi sekarang vakum karena belum bisa beli kok lagi. Khususnya gue yang biasa provide, sekarang karena tantenya lagi bokek jadi persediaan kok kosong. Siapa tahu, setelah ini ada yang mau provide ngendorse kok gitu buat gue main sama ponakan gue. #ngarepajaterus

Gue sama ponakan juga jadi punya waktu buat belajar dengan metode cerdas cermat gitu. Yang tadinya jarang kita lakukan, sekarang2 ini jadi kita lakukan hampir setiap malam, kecuali tadi malam karena gue berasa capek banget abis bantuin nyokab masak pesenan pepes, pempek sama nyoba bikin camilan telur gabus gitu.

Sebisa mungkin sih, karena ini waktu yang sangat jarang banget kita temukan khususnya bagi para orang tua yang bekerja, jadi put your gadget away. Taruh itu gadget kita jauh2, dan coba deh rasakan kebahagiaan sederhana yang selama ini mungkin sudah kita lupakan dan diam2 kita rindukan, waktu kumpul berkualitas bareng keluarga.

Serius, bahagia itu sederhana. Dan jika hanya waktu yang kita punya, akankah kita mengabaikannya begitu saja? sementara ia kelak akan diminta pertanggunganjawabnya.


















Komentar

Postingan Populer