Cara Tutup Kartu BPJS

Dua hari yang lalu, saya pergi ke BPJS Rawamangun untuk menutup kartu adik saya. Kenapa ditutup? karena ternyata adik saya punya dua kartu, satu yang dibuat keluarga, yang lainnya dibikinkan oleh kantor tempat ia bekerja.

Proses tutupnya sendiri sih tidak makan waktu begitu lama, hanya antrinya saja yang memakan waktu lebih dari cukup perjalanan dari Jakarta ke Bandung, PP kalau tidak macet. Jadi, sembari menunggu, saya menghabiskan waktu untuk melakukan hal-hal yang saya suka, sampai perut saya akhirnya dilanda lapar dan sepertinya waktu masih akan sangat cukup jika saya pergi cari makan dulu.

Saya dapat antrian nomor 88 karena saya datang cukup siang, jam sembilan baru bisa jalan dari rumah dan sampai di BPJS Rawamangun sembilan lebih 15/20 menit. Saya lupa persisnya, tapi kira-kira perjalanan dari rumah ke sana hanya memakan waktu 15-20 menit saja karena letaknya tidak begitu jauh dari rumah. Itu dengan catatan jalanan normal, ya.

Karena proses penutupan kartu masuk dalam verifikasi data, saya diberikan antrian di D. D88, lumayan saya pikir dibanding antrian yang lain karena nomornya sudah 200an. Hanya saja memang karena proses pencocokan data, dll antrian D ini terasa jauh lebih lama karena satu dan lain hal. Beruntung, sepanjang menunggu saya sempat ngobrol dan bertukar pikiran serta pengalaman dengan beberapa orang yang juga sedang menunggu.


Satu diantaranya seorang ibu yang mengantar anaknya untuk membuat kartu, ehm, atau apa ya kemarin saya lupa. Haha. Saya memang parah dalam mengingat hal-hal seperti ini. Mungkin karena kemarin saya tidak begitu fokus mendengar si ibu bercerita karena sibuk dengan perut saya yang demo minta diisi, jadinya saya hanya mendengar separuh-separuh gitu. Itu pun karena ada kata anak saya belum menikahnya, haha. Ketahuan ngarep banget, ya?

Yah, begitulah. Saya senang saja masih ada orang yang mau menyapa, membalas sapaan dan mengajak ngobrol sementara yang lain lebih memilih tenggelam dalam dunia maya mereka. Dunia di balik telepon genggam dan pintarnya yang kerap membuat kita abai dengan keadaan sekitar. Saya sendiri sebetulnya tipe yang suka ngobrol kalau orang yang saya sapa merespon dengan baik, alias mau membuka diri untuk sekadar bertanya, atau bahkan sedikit bercerita.

Tapi, orang seperti itu memang tidak banyak saya temui karena kemarin dari sekian ratus orang, saya hanya ngobrol dengan satu dua orang saja, dalam artian bukan sekadar tanya jawab hal-hal yang pendek, tapi sampai terlibat perbincangan yang cukup seru, bahkan mengarah kepada curhat meski bukan curhat yang gimana-gimana. Sharing pengalaman saja.

Dan dari sana, saya jadi tahu kalau ternyata saya bisa bikin BPJS yang gratis berhubung saya saat ini belum lagi bekerja, dengan datang ke puskesmas.  Saya juga jadi tahu kalau kita harus aktif bertanya pada petugas jika ada hal-hal yang belum kita mengerti, karena ini masuk dalam hak peserta BPJS mendapatkan informasi yang seluas dan seterang-terangnya mengenai apa-apa yang terkait dengan BPJS.

Sebelumnya, saya sudah sempat ke sana untuk mengurus pembayaran yang double, maksudnya lebih dari jumlah yang seharusnya kami bayarkan tiap bulan. Untuk bulan ini, September, waktu di cek masing-masing tiap anggota keluarga diharuskan membayar sekitar 300 ribu untuk satu kartu, padahal kami masuk kelas 3, dimana jumlah yang harus dibayar per orangnya itu 25.500 rupiah. Dari kenaikan April kemarin, hanya kelas 3 yang tidak mengalami kenaikan.

Ternyata, setelah di cek, sistem mereka memang sedang eror. Dan waktu saya minta penjelasan, mereka menerangkan bahwa jumlah itu sudah untuk mencakup 3 anggota keluarga lainnya. Jadi, saya cukup membayar dari nomor induk di KK kami, yaitu ayah saya dengan jumlah nominal yang tertera di BNI atau alfamidi (kami biasa membayar di sana). Meskipun setelah saya membayar, pas kembali kesana dua hari yang lalu, pembayaran untuk adik saya ternyata belum terdata.

Ya ampun. Itu sebabnya mengapa struk pembayaran sangat penting, jangan sampai dihilangkan karena itu bukti kalau kita sudah melakukan pembayaran untuk bulan berjalan. Jadilah, setelah saya menyerahkan pembayaran bulan September, kartu perseorangan milik adik saya bisa ditutup/dinonaktifkan meski di sistem mereka, pembayaran untuk adik saya yang belum dibayarkan sejak bulan Maret belum update di sistem mereka.













Komentar

  1. baru tau kalo kartu bpjs bisa di tutup, nice info

    budy | Travelling Addict
    blogger abal-abal
    www.travellingaddict.com

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. sama2. makasih sudah mampir mbak r windhu. salam.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer