Makna Dibalik Cerita


Pernah tidak kamu ingin sekali pergi ke suatu tempat tapi tidak pernah jadi jadi karena satu dan lain hal. Tapi, akhirnya kamu bisa pergi kesana juga meski dengan keperluan yang berbeda?

Sepertinya itu terjadi pada saya kemarin saat saya bertandang ke rumah sahabat saya, yang alhamdulillah bukan hanya untuk sekadar jalan tapi menghadiri hari bahagianya.

Rumahnya gak bisa dibilang jauh sekalipun gak dekat juga tapi lumayan bikin pantat pedas punggung pegal karena duduk di bangku kereta yang lurusnya gak ketulungan.

Hih. Itu pilihan, kan. Jangan pilih kelas eko kalau mau mengeluh soal ini dan itu. Haha. Tapi, naik eko seru banget. Apalagi kalau dapat teman sebangku, sederet dengan tempat duduk kita yang agak gimana gitu.

Itu bukan cuma jadi cerita sendiri tapi bisa memberi pelajaran juga, kalau kita mau mentafakurinya.

Sayang kan kalau kita jalan hanya sekadar jalan, apalagi cuma ngincer foto foto buat dipajang di sosmed.

Buat kamu yang sudah sering naik moda transportasi kereta mungkin sudah tahu ya kalau naik kereta sekarang sudah semakin mudah. Dan itu sebabnya kenapa saya pilih kereta karena sekarang sudah cukup rapi sistemnya.

Kalau disuruh milih kereta atau pesawat mungkin saya akan pilih kereta, kecuali kalau ada hal urgent yang mengharuskan cepat sampai. Naik kereta lebih berasa safarnya.

Baiknya safar gak sendirian. Makanya saya gak bisa nerapin solo traveling kalau memang gak perlu perlu banget, diusahain gak. Cari temanlah satu minimal kalau memang pengin pergi banget.

Dan yang menikah kemarin itu, adalah sahabat yang biasa jalan kemana aja sama saya. Jadi berasa banget kehilangannya, haha. Karena memang kita sudah cukup sering jalan bareng kemana-mana.

Sahabat yang baik itu bukan cuma ada pas kita lagi bahagia, tapi juga waktu kita lagi dirundung duka. Dan gak mudah menemukan sahabat yang seperti itu. Yang gak cuma peduli soal dunia, tapi juga akhirat kita.

Perjalanan 8 jam dengan kereta memberi saya makna lain dari persahabatan. Ada yang harus dikorbankan, karena dengan begitu kita baru bisa memaknai hubungan apapun itu.

Oh iya, saya baru tahu kalau Hidayat ternyata juga sudah punya seseorang yang khusus di hatinya. Kalau kamu menulis di medium atau minimal membaca disana, mungkin kamu bisa menemukan orang yang saya maksud.

Sekalipun tidak harus.

Btw, apa makna perjalanan untuk kamu?



Komentar

  1. saya belum membaca yang di medium. Tebakannya saya menaruh hati ke Hidayat, tapi Hidayat sudah memiliki tambatan hati orang lain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Tebakan yang tendensius, tapi saya memang jatuh hati sama tulisan2nya. Makasih sudah menyempatkan mampir.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer