Dear Pak Anies

Assalammualaikum,

Pak Anies Baswedan, sudah pernah berobat ke rs islam? Khususnya rs islam pondok kopi. Jika belum pernah, mungkin Bapak ingin tahu kalau tidak mudah bisa dapat kamar di sini.

Jangankan kamar, Pak, untuk kontrol saja, Bapak sudah harus antri sejak pukul tiga. Bukan tiga sore ya, Pak. Pukul 3 dini hari.

Yah, subuh saja itu belum. Bapak tahu itu. Dan tadi, saya dapat antrian nomor di atas 100 loh, Pak. Padahal keluarga saya sudah datang sejak pukul 3. 3 dini hari. Luar biasa bukan, Pak Anies?

Budi asih dulu juga seperti itu, Pak. Tapi kemarin ini mereka berbenah, alhamdulillah. Rata2 yang datang sejak pagi buta itu Bapak tahu siapa? Lansia, Pak Anies pemimpin kami yang tercinta.

Pun di sini, 60 persennya saya kira juga lansia. Bukankah itu melelahkan, Pak Anies,? Entahlah. Kalau saya, menunggu lama bukan hal yang asing lagi.

Saya bahkan sudah terlalu lama sendiri, Pak. Saya tahu, maaf, ini sudah berbau curcol. Tapi, sesekali curhat tak apa ya, Pak? Saya kan juga menulisnya di rumah saya sendiri.

Memang masih gratisan, Pak. Tak apalah. Saya belum memandang perlu membeli situs dengan nama ciamik yang unik dan sedap di telinga. Disamping faktor kantong yang kurang mumpuni, bolehlah sementara dimanfaatkan blog ini dulu.

Sekarang sudah pukul 7 lebih 19 menit, saya tidak tahu dokternya datang jam berapa, Pak Anies. Biasanya memang kita sebagai pasien datang jauh lebih dulu.

Kita sudah datang mungkin sejak pukul 6, 5 atau bahkan lebih pagi sementara dokternya itu, katanya prakteknnya jam 10, datangnya ya wallahualam, Pak.

Bisa jam 11, 12, atau lebih siang. Sementara itu dulu, Pak Anies. Kapan ada waktu, boleh berkunjung kesini dengan Bang Sandi.

Salam,

Komentar

Postingan Populer