Nyasar yang menyenangkan di Bekraf Conference Day 2016

Pernahkah kamu mengalami nyasar yang menyenangkan? Haha. Memang ada, ya? Ada. Kemarin saya mengalaminya. Perihal nyasar sebetulnya bukan barang baru karena saya paling suka nyasar kalau kemana-mana. Jadi, kalau sedang jalan sama saya, please jangan tanya, ini kita ke arah mana, ya? abis ini kita lewat mana? kamu tahu jalur alternatif nggak, atau jalan tikus gitu? *sigh* apalagi jalan tikus, jalan besar saja saya masih meraba-raba, apalagi itu.

Tapi, apapun itu, kita harus mengupayakan mengambil hikmah sekalipun kita mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Baiknya memang sebelum pergi ke sebuah tempat kita sudah cek terlebih dahulu lokasi tersebut. Mau lewat mana, kepadatan ada di jalan dan jam berapa saja, mungkin hanya sebagian dari beberapa hal penting yang bisa kita antisipasi beberapa jam sebelum keberangkatan.

Ini akan menjadi sangat krusial apalagi kalau kita menjadi pembicara di sebuah acara atau kita harus menghadiri acara yang tidak karet alias berjalan sesuai jadwal yang telah diinformasikan. Namun, bukan berarti kalau kita tahu akan hadir ke acara yang bakalan ngaret juga nggak lantas bikin kita jadi leha-leha dong, ya. Pastinya kita juga nggak mau jadi orang yang paling buncit datang, kucuk-kucuk datang setengah jam setelah acara mulai, atau parahnya setengah jam sebelum acara usai. Ini akan memperburuk reputasi kita di mata pengundang dan khalayak luas.

Lupakanlah kalau ada yang datang hanya untuk sesi makan siang atau pembagian goodie bag atau doorprize. Sungguh sekalipun bikin gatal untuk dibicarakan, saya kira tidak ada untungnya kita mengurusi hal-hal tidak penting yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kebaikan kehidupan kita. Kalau mau diambil ibrohnya tentu saya kira baik. Pastikan itu berhenti disana. Tidak melebar kemana-mana.

Ah. Baiklah. Saya kira berita mengenai bekraf conference day sudah bisa diakses di beberapa media online. Saya tidak akan terlalu fokus kesana. Berhubungan dengan nyasar yang menyenangkan tadi saya alami di acara ini. Harusnya, saya berada di lantai 25 hotel Aston karena di lantai itu acara press conference digelar. Qodarulloh, waktu di lift, saya masuk bersama dua orang lain yang mengenakan name tag bekraf conference. Tadinya saya pikir mereka juga akan meliput acara siang itu, tapi, ternyata dugaan saya salah.

Mereka ternyata salah dua dari 180 developer yang sudah ada di hotel ini sejak kemarin (27/11). Ini hari kedua conference, dan karena nyasar, saya (jadi punya alasan) nimbrung di ruangan bersama developer (pengembang perangkat lunak) yang rata-rata masih sangat muda (dilihat dari appearance dan feeling). Mayoritas laki-laki, dan yah, saya sempat merasa grogi, tapi kemudian grogi itu luntur karena melihat mereka begitu semangat berbincang dalam kelompok-kelompok kecil di meja serta bangku putih yang disediakan panitia.

Wajah-wajah anak muda itu cerah, beberapa diantaranya tertawa lepas sementara yang lain ada juga yang menatap serius layar komputer jinjing yang saya yakin di dalamnya penuh dengan ide-ide kreatif karena itulah alasan keberadaan mereka di sini.

Bahkan, CEO Dicoding yang mendukung penuh pelakasanan conference ini adalah sosok muda berbakat di dunia TI; Narendra Wicaksono. Sayangnya, Naren sudah menikah #eh  Naren ini lulusan informatika ITB dan pernah bekerja untuk Microsoft Indonesia sampai akhir 2010 (dari 2007) dan Nokia. Anaknya Naren lucu-lucu, lho. Haha. Jadi salah fokus.

(image: twitter triawan munaf salah satu peserta BDC2016)

Buat yang pengin tahu gimana kiprah Naren di dunia developer coba ceki-ceki lebih dalam, deh. Moga-moga bisa mendapat inspirasi setelah melihat perjalanan karir Naren yang dibangun atas dasar kesukaannya pada teknologi. Kalau Naren bilang sih, developer itu bukan laptop sama ngoding saja pegangannya tapi juga tetap butuh bersosialisasi, kumpul sesama developer dan karena alasan ini Naren bikin Dicoding dot com.

Dan di BDC ini bisa dibilang salah satu wadah bagi para developer yang gape abis di bidang digital yang siapa tahu nantinya bisa melahirkan startup startup yang disertai dengan solusi. Di acara ini juga dipetakan kira-kira masalah, tantangan, atau kendala apa saja sih yang dihadapi para developer Indonesia dan ditemui developer pemula macam kita-kita ini.

Teknisnya para developer ini ketemu dan diskusi langsung sama para pelaku industri dan pemerintah serta para stakeholder terkait mengenai gagasan yang sudah memenuhi kepala, langsung dituangkan di acara ini. Keren, kan? Dari sini siapa tahu ada keberlanjutan yang bisa membawa dampak positif bagi industri digital tanah air yang kian hari kian kelihatan geliatnya.

Jadi, tidak selamanya nyasar tidak menyenangkan kan, ya? setidaknya buat saya.


 





 

Komentar

Postingan Populer