Buruknya pelayanan transportasi kita?

Assalammu'alaikum,

Ladies, apa kabar? Semoga sehat jasmani dan rohani, ya!

Ladies, buat kamu yang biasa berkegiatan di hari Sabtu (kerja, kuliah, dagang, dll) mungkin sudah terbiasa untuk mengatur waktu perjalanan kamu, ya.

Saya tidak. Dulu sih, pernah waktu saya bekerja sebagai call center. Tapi, setelah itu bisa dibilang saya bekerja office hour only. Even di media (untuk internal), saya kerja Senin-Jum'at.

Di luar itu pernah tapi bisa dihitung jari. Nah, hari ini karena saya pikir wiken, pasti bakal santai, ya jalanan. Dan ternyata saya salah. Perginya sih saya tetap memutuskan naik kereta, sementara untuk pulang saya mencoba naik transjakarta.

Yang dimana kayaknya keputusan yang kurang bijak karena jalur yang saya lewati itu sangat tidak steril. Rute Dukuh Atas itu tidak seperti jalur Sudirman atau Blok M yang bisa ada petugas yang menjaga jalur busway.

Di jalur ini, jangankan petugas, pembatas jalur buswaynya saja tidak ada. Jadi, otomatis moda transportasi dengan rute yang satu ini tidak recomended, terlebih buat kamu yang diburu waktu.


Saya pikir, pemkot bisa membicarakan sterilisasi jalur busway di Jakarta Timur, karena jumlah penumpangnya cukup banyak.

Macet harusnya tidak menjadi jadi soal jika jalur dijaga kesterilannya. Selain itu, jumlahnya juga harus diperbanyak. Untuk rute2 yang sedikit penumpangnya, saya pikir bisa dialihkan untuk yang lebih banyak penumpangnya.

Pemerintah seharusnya tidak memanfaatkan diamnya pengguna moda transportasi publik, ya karena kalau di luar negeri, pelayanan publik yang buruk pasti akan dikritik atau ditegur oleh para penumpangnya.

Seharusnya, pihak manajemen langsung berbenah dan tanggap atas apa yang terjadi di lapangan. Itu fungsinya turun ke masyarakat, karena hanya dengan melihat dengan kepala dan mata  sendiri, kita jadi sadar bahwa ternyata banyak hal yang harus segera diperbaiki.

Beberapa waktu yang lalu, saya merasa kurang sehat. Lalu saya mencoba ke pos kesehatan di stasiun Manggarai. Begitu masuk, 1 petugas saya lihat sedang makan sementara 1 yang lain sedang duduk santai di kursi depan.

Saat itu, mereka tidak sigap menanyakan apa yang saya butuhkan. Sayangnya, tidak ada petugas jaga perempuan, sekalipun gerbong perempuan disediakan sebanyak 2 gerbong saja.

Masih banyak catatan untuk transportasi publik kita. Sementara jalan tol dan kereta bandara, berapa banyak rakyat yang bisa merasakan manfaatnya?

Saya kira, pemerintah jangan sibuk membuat aturan A, B, C dan seterusnya sebelum memastikan pelayanan yang diberikan sudah maksimal dirasakan oleh masyarakat.

Karena biasanya, pelayanan yang terbaik itu hanya khusus untuk orang2 beruang? Kalau begitu, ini semua masih tentang uang?




Komentar

Postingan Populer