Antara Fatwa dan Ke-GR-an

Saya punya seorang teman yang kerap bertanya siapa yang lebih cantik antara si ini dan si itu? kadang, saya nggak tahu harus menjawab apa. Kadang saya sudah kehabisan kata-kata sebelum selesai bicara dengannya. Kadang, saya cuma ingin menghindar dari pertanyaannya dan kelak memutuskan untuk tidak bertemu dulu dengannya.

Entahlah. Tapi, saya cukup merasa risih jika ada yang membandingkan kecantikan si ini dengan si itu. Bisa saja dia teman kita, artis, atau yang tidak kita kenal sama sekali. Ini tidak lumrah, sungguh. Membandingkan antar keluarga saja terdengar cukup aneh di telinga, apalagi orang yang jelas-jelas tidak kita kenal.

Percayalah, manusia tidak pernah diukur dari rupa, harta, atau jabatannya. Lain halnya kalau kamu pengin masuk televisi. Konon katanya, kamu jangan pernah coba-coba masuk tv kalau nggak cantik banget atau hancur banget. Iya, pilihannya cuma dua itu. Jadi nggak akan pernah ada kata biasa-biasa saja. Tapi, itu sepertinya berlaku di waktu-waktu yang lalu.

Sekarang, yang biasa-biasa pun sudah bisa masuk tv. Yang nggak ada gelar ustadz pun, bisa berceramah dengan bebas di tv. Bahkan memberikan fatwa ini dan itu, sekalipun ada yang memberikan fatwa kalau berjilbab itu tidak wajib, dan adakah orang-orang yang mengikutinya? entahlah. Mungkin saja ada. Karena yang kemarin menggandakan uang saja ada pengikutnya, orang pintar lagi konon kabarnya.

Sementara yang sudah punya record yang jelas, lurus insyaAlloh malah diblokir dimana-mana kajiannya. Tapi, itu bukan masalah, sih. Karena biar bagaimanapun yang batil nggak akan pernah bisa mengalahkan yang haq. Dan Alloh itu sebaik-baik pembuat makar.

Akun FB saya yang baru sudah tidak bisa diakses lagi. Baru bikin beberapa hari, nge add satu orang langsung keblokir. Nggak apa-apa. Kalian tahu bisa cari saya dimana, kan? :D gr nggak apa-apalah sesekali. 




Komentar

Postingan Populer