(Semacam) Kaleidoskop 2018


Tahun ini, jadi tahun yang luar biasa buat saya. Mulai dari saya sakit sampai harus dirawat di RS (dan tidak dijenguk teman-teman kantor), sampai kontrak kerja yang tidak diperpanjang. Alhamdulillah. Semoga semua ada hikmahnya. Lagi tidak berstatus sebagai pekerja kantoran itu bukan berarti kita pengangguran loh, sister fillah. Kalau menurut data di atas kertas, mungkin iya.

Mungkin kita suka risih kalau ada yang bilang atau ngomongin, kok sarjana nganggur, ya? Kasian banget, percuma aja dong ngabisin duit kuliah dulu. Yah, kalau dulu saya masih suka sebal. Mangkel gitu tiap dengarnya. Tapi kalau sekarang? Eits, alhamdulillah. Masih. Hahaha. Nggaklah, alhamdulillah sudah kebal, sih.

Kadang, bahkan sampai ada teman yang ninggalin dan nggak tahu pergi kemana waktu kita lagi jadi pengacara. Baru kelihatan lagi batang hidungnya pas kita lagi bahagia. Duh, punya teman macam gini enaknya diapain, ya sister fillah?

Ditumbuk aja, gimana? Haha. Janganlah. Yang rugi kan nanti bukan siapa2, tapi diri kita sendiri.

Buat saya pribadi, dengan keadaan seperti sekarang ini, saya merasakan bisa melakukan lebih banyak hal. Sedikit untuk keluarga, banyak untuk diri sendiri. Hihihi. Teteup ya. Ya, disesuaikan sama porsinya. Yang pasti, saya jadi lebih menghargai waktu, kebersamaan dengan keluarga jadi punya makna penting buat saya. Saya juga jadi bisa istirahat lebih lama, karena sejak keluar dari RS kemarin, saya mau tidak mau harus maintain kesehatan (karena memang seharusnya begitu, kan?).

Alhamdulillah Alloh jarang kasih saya sakit, dan kemarin ini mungkin Alloh ingin saya istirahat sejenak dari hiruk pikuk mancari piti. Carilah suami, piak! Begitu mungkin yang ingin Alloh coba sampaikan.

#uhuk

Nggak, sih. Itu mah kepengin saya aja. Saya juga sudah bikin kok soal tema ini (tungguin di youtube, ya). Tema menanti calon suami.

#eaaa (catet: penting!)

Saya nggak tahu apa yang sudah Alloh persiapkan ke depan, yang saya tahu, kita harus senantiasa berprasangka baik sama Alloh, sister fillah. Karena Alloh itu nggak mungkin dzolim sama hamba-Nya.

Kalau kita melihatnya begitu, mungkin karena kita nggak tahu gimana sayangnya Alloh sama hamba-Nya. Kita bahkan dikasih anugerah nabi terakhir sebagai penutup sampai hari akhir nanti lengkap dengan mukjizatnya yang nggak diangkat dan nggak akan hilang bahkan hingga Nabi-Nya kembali kepada-Nya dengan keridhoan Alloh SWT.

Yakinlah, bahwa apapun peristiwa yang Alloh titipkan di episode kehidupan kita adalah untuk kebaikan kita. Dan kebaikan hanya akan dibalas dengan kebaikan yang serupa. Tapi, akan jauh lebih baik kalau kita membalas sebuah kebaikan dengan kebaikan yang jauh lebih baik. Karena kita pun pasti menginginkan yang serupa, kan?

Oh. Rasanya saya sudah lama tidak menulis. Dan entah bagaimana, saya merasa bahagia karenanya. 





Komentar

Postingan Populer