Klaim BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta Slipi

Saya kurang setuju soal dimudahkannya tenaga kerja asing masuk ke Indonesia, kamu tahu kan siapa yang mengeluarkan kebijakan itu. Yah, semoga saja yang mengesahkan nggak bilang, saya lupa, yang mana, ya? atau itu bukan urusan saya -waktu ditanya soal peraturan baru itu. Tapi, saya setuju banget dengan beberapa layanan publik yang terus berbenah dan diperbaiki.

Jadi, dua hari yang lalu saya mengirimkan dokumen ke kantor pos. Karena saat itu saya akan pergi ke daerah matraman, rawamangun jadi jalur yang akan saya lewati dan disana ada kantor pos yang lumayan besar. Saya memutuskan untuk mengirimkan dokumen disana saja biar nggak bolak-balik ngirim di kantor pos dekat rumah. Sekalian jalan, pikir saya.

Sudah cukup lama saya nggak ke kantor pos, bahkan untuk bayar rekening listrik, air, telepon dan lain sebagainya. Apalagi untuk kirim dokumen, jadi, mampir ke kantor pos kemarin itu semacam napak tilas, mengulang memori terakhir kali saya ke kantor pos. Hahaha. Dan ternyata, kantor pos disana juga sudah pakai nomor antrian yang dipegang oleh satpam yang jaga di depan pintu masuk.

Kalau kamu nggak minta nomor antrian ini, datang dan langsung duduk aja gitu nunggu loket yang kosong dan langsung nyamber begitu ada yang kosong, niscaya kamu nggak akan dilayani sama petugasnya. Karena memang cuma yang sudah dapat nomor antrian saja yang akan dilayani petugas. Nggak ada kata terlambat sih untuk sebuah perbaikan, apalagi yang positif dan bermanfaat, karena beberapa RS juga BPJS sudah menerapkan memakai nomor antrian ini, bahkan setingkat puskesmas sudah pakai antrian yang bisa kita print sendiri di mesin antrian.



Klaim BPJS Ketenagakerjaan


Termasuk BPJS Ketenagakerjaan. Buat kamu yang sudah pernah klaim, pasti paham banget gimana-gimananya. Tapi, buat yang belum pernah klaim dan baru mau klaim, kamu pasti perlu banget informasi seputar gimana atau apa saja sih yang harus kita persiapkan biar klaim kita lancar dan berjalan baik-baik saja sampai klaiman sukses ditransfer ke rekening kita (penting!).


Nah, ini juga yang saya lakukan sebelum saya mencoba klaim BPJS Ketenagakerjaan. Saya cari info sebanyak yang saya bisa, dan tentu saja relevan atau sesuai dengan kondisi yang saya miliki saat itu. Karena yah, kondisi kita waktu akan klaim kan nggak mungkin sama dengan tulisan atau informasi yang kita dapat dari internet.

Dan ini pentingnya untuk menyaring informasi yang kita butuhkan tanpa menafikkan informasi tambahan yang mungkin saja bisa jadi bahan referensi kita kalau ada apa-apa ke depannya. Mudah-mudahan sih semua lancar-lancar saja, ya. Saya pun berharap begitu. Tapi, sayangnya, waktu saya klaim pertama kali, sekitar tiga bulan yang lalu, klaim saya gagal karena waktu itu saya ngasih surat keterangan berhenti bekerja (paklaring/referensi) yang tidak sesuai dengan kartu BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTk) yang akan saya klaim.

Alhasil, mas nya cuma ngasih saya informasi seputar dimana saya bisa meminta surat yang bisa dibilang maha sakti itu karena perannya yang cukup penting dalam pencairan klaim kita nanti. Kenapa mas nya ngasih informasi itu? karena saya nggak tahu dimana kantor itu sekarang berada, dulu sih sebenarnya saya juga nggak tahu kantor itu letaknya dimana.

Karena saya kerja under otsors waktu itu untuk sebuah bank konvensional, jadi saya harus minta surat referensi dari mereka, bukan ke banknya. Ini salah satu minusnya kalau kamu kerja under outsourcing. Saya mendukung untuk #hapusoutsourcing dan semoga bisa diwujukan oleh presiden baru kita nanti. Aamiin. InsyaAlloh, biidznillah.

Karena waktu itu saya masih kerja, jadi saya nggak mungkin ngurus lagi sampai selesai karena itu saja saya sudah menghabiskan waktu sekitar 2 hari cuma untuk bolak-balik dengan hasil yang jauh dari yang saya harapkan. Tapi, dengan begitu, saya jadi lebih siap dan tahu apa saja dokumen yang kurang yang harus saya siapkan.

Alhamdulillah, Alloh mudahkan mengurus klaim di bulan Juni (bertepatan dengan kontrak kerja saya yang nggak diperpanjang), saya jadi lebih leluasa untuk mengurusnya. Alamat yang mas nya kasih benar, tapi ternyata klaim tidak bisa dilakukan disana. Saya menghubungi nomor lain yang saya cari lewat internet dan mendapatkan informasi bahwa saya bisa meminta paklaring ke kantor yang di Kebun Jeruk.

Ok, itu jauh banget. Kantor saya dulu memang di daerah sana sih, tapi itu sudah lama sekali. Salah satu alasan saya mutusin keluar waktu itu, ya karena alasan itu. Alamat sudah di tangan, tanpa banyak cing cong, saya langsung datang gitu saja dengan pedenya tanpa mengabarkan mereka dulu kalau saya akan kesana. Saya terus berharap mereka belum libur karena waktu itu sudah hampir Lebaran (sekitar 2 minggu kurang). Alhamdulillah, menunggu lama membuahkan hasil juga.

Buat kalian, mungkin bisa coba telepon dulu, ya terlebih bila kalian nggak yakin kalau kalian bisa diterima untuk ngurus paklaring saat itu juga. Ada juga kantor yang butuh waktu beberapa hari buat ngurus paklaring karena mungkin saja permintaan yang masuk untuk paklaring cukup banyak. 

Kurang dari dua jam paklaring sudah saya dapatkan dengan cap basah dari HRD yang sepertinya sudah lama ganti wajah. Klaim baru lanjut saya urus pasca libur lebaran. Sesuai saran dari BPJSTk Rawamangun, saya coba daftar online untuk mendapatkan nomor antrian (sekarang sistemnya sudah online untuk beberapa tempat) di tanggal 17. Saya daftar untuk kedatangan tanggal 21 (hari pertama kantor masuk setelah libur Lebaran) dengan jam 9-10 pagi.

Sebenarnya saya pengin yang lebih pagi lagi, jam 8, sayangnya sudah full. Jadi pilihan di jam itu otomatis gugur dan saya langsung ambil jam 9 karena memang sistemnya cepat-cepatan gitu (pakai kuota per hari). Sama kayak mau pesan tiket kereta gitu deh, kurang lebih perasaan deg-deg-an nya. Hahaha.

Malam tanggal 21 nya, saya baru menyiapkan semua dokumen dan berakhir dengan memfotokopi paklaring di sana karena saya lupa saking kelamaan liburan (banyak alasan memang). Saya langsung tunjukkin bukti daftar online dari BPJSTk Pulo Gebang ke satpamnya juga barcode yang sudah saya ss. Waktu itu saya coba kirim ke email setelah pendaftaran sukses dilakukan tapi, ya kok lama banget gitu muter-muter saja. Akhirnya saya cancel dan saya screen shot saja daripada jamuran nungguin yang nggak pasti.

#cieee yang baperan



Apa Saja Sih Dokumen Yang Dibutuhkan

Satpamnya langsung masuk bawa hape saya gitu, dan saya nunggu dirobekkin formulir sama mas-mas yang lain yang nunggu di depan. Setelah dapat nomor antrian, formulir hijau (permintaan pembayaran JHT) saya isi dan saya kumpulkan bersama dengan persyaratan yang diminta;

  • Kartu Jamsostek/BPJSTk asli dan fotokopi
  • KTP (e-ktp) asli dan fotokopi 
  • KK asli dan fotokopi
  • Paklaring asli dan fotokopi
  • Fotokopi nomor rekening buku tabungan (depannya saja)    

Antrian saya nomor 41 dan baru dipanggil jam 9 lebih 15/20 menit. Mas yang melayani saya waktu itu petugas yang sama dengan tiga bulan yang lalu. Setelah semua lengkap, saya dirujuk untuk mencairkan di lokasi dimana jamsostek saya didaftarkan oleh perusahaan, yaitu di BPJS Jakarta Slipi. Baiklah, setelah saya mengerti semua informasi yang mereka sampaikan dengan baik (masnya melayani dengan sabar, ramah dan sangat membantu), saya putuskan untuk langsung menuju kesana biar semuanya selesai hari ini.


Salah Gedung

Rasanya saya nggak punya tenaga lagi kalau harus mengurus lain hari. Hahaha. Sugestinya sih gitu waktu itu, atau karena malas saja karena harus balik lagi lain hari. Alhamdulillah waktu masih lumayan banyak karena mereka baru tutup 15.30. Saya pun pergi ke alamat yang dikasih petugasnya, dan ternyata saya salah gedung.

Gedung yang alamatnya diberikan mas nya hanya dipakai untuk Direksi gitu, manajemen sementara untuk layanan klaim semua dilakukan di Menara Jamsostek. Berbekal tanya sama geng jaket hijau, alhamdulillah saya bisa sampai di sana dengan selamat dan tepat waktu. Saya sampai sebelum jam istirahat, dan ternyata mereka tetap melayani (beberapa counter) walaupun sudah masuk jam istirahat. Mungkin sistem shifting kali, ya. Gantian gitu.

Satpam di depan kasih saya nomor antrian 43, dan saya masuk ke dalam dengan perasaan bahagia karena ternyata kantornya representatif banget. Bagus, bersih, wangi, dan yang paling penting, setelah saya tahu ada mas-mas yang bawa gelas ke tempat duduknya, saya jadi tahu kalau mereka menyediakan minuman gratis (free flow). Bisa pilih teh, kopi hitam atau air putih terserah sesuai selera.


Waktu itu karena saya lagi haus berat dan saya suka teh, susu, juga kopi susu, saya pilih teh dulu sebagai pereda rasa haus. Haha. Harusnya sih air putih, ya tapi air putih kan bisa menyusul. Saya habis 2 gelas teh hangat, 1 gelas kopi, dan 2 gelas air putih sampai nomor antrian saya akhirnya dipanggil.

Di counternya, lagi-lagi nggak makan waktu lama karena ternyata saya lagi-lagi salah gedung, sister fillah. Yaa salaam...ini saya yang eror atau gimana, sih sampai dua kali salah gedung. HAHAHAHAHA. Ya sudahlah, ya. Hitung-hitung istirahat juga. Sama mbaknya saya dikasih arahan dimana gedung yang benar berada. Saya make sure juga sampai patokannya karena saya nggak mau salah lagi karena waktu semakin mepet.

Alhamdulillah BPJS Jakarta Slipi nggak gitu jauh dari sana. Nggak sepelemparan batu juga, sih tapi Alloh tolong sama jalanan yang lancar jaya. Saya sampai di sana kurang dari satu jam. Agak terkejut juga karena pas sampai cuma ada 2 orang saja yang lagi ngobrol sama satpam di bangku luar. Sementara di dalam kosong melompong, praktis cuma saya saja yang siang itu akan klaim. Satpam langsung kasih saya nomor, dan saya langsung duduk sambil menyiapkan dokumen.

Melihat di ujung ada cangkir kopi yang ditata dengan apik, saya jadi tergoda lagi untuk minum. Kali ini saya ambil kopi, sekalian untuk mengusir rasa kantuk yang mungkin datang selama menunggu. Belum lagi kopi habis saya tenggak, petugas counter memanggil nomor saya. Saya berikan surat rujukan dari Pulo Gebang, dan mbak nya langsung minta semua dokumen asli beserta foto kopinya untuk diperiksa. Kurang dari setengah jam, saya sudah diberi tanda terima - cek list dokumen beserta nomor agenda, tanggal berapa klaim maksimal cair.

Untuk persyaratan bisa bervariasi, ya. Di tanda terima yang saya terima, ada beberapa dokumen lain yang nggak diminta, seperti surat pernyataan bermaterai, surat ke disnaker, atau copy paspor. Baiknya, sebelum datang kamu bisa telepon dulu untuk memastikan apa saja persyaratan yang diperlukan untuk klaim dengan kondisi kamu yang sekarang. Kalau saya punya 2 kartu, tapi hanya bisa klaim satu saja karena kartu yang lain tidak didaftarkan JHT nya.



  

Komentar

  1. Dana nya cair berapa lama mba? Kebetulan saya jg proses di bpjs slipi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak sampai sebulan kok mbak. Duh, maaf banget baru kebaca komennya. Sekarang gimana mbak, sudah diklaim bpjsnya? Makasih ya sudah menyempatkan mampir.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer