Sebuah Harapan

Pemerintahan yang baru nanti, saya harap punya program untuk membantu masyarakat agar bisa lebih peduli pada kota yang mereka tinggali, jika tidak pada negeri ini. Negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi, harusnya bisa menjadi sumber penghidupan yang layak bagi rakyatnya. Terlebih, golongan papa. Bukan mereka yang sudah beruang, dan menjadi jauh lebih raksasa dibanding sebelumnya dengan segala kekuasaan yang mereka miliki.

Tidak sulit bagi kita menemukan warga yang masih sulit berhenti di belakang garis putih di jalan raya, memelankan kendaraan begitu lampu lalu lintas kuning menyala, atau menahan untuk tidak membuang sampah dari dalam kendaraannya yang mewah. Atau, pemerintah yang entah dengan alasan apa menggunakan iring-iringan yang membuat jalan tambah macet dan tentu saja--juga mengabaikan rambu-rambu lalu lintas.

Kesadaran masyarakat ini bisa dibangun mulai dari rumah. Membiasakan seorang individu untuk sadar akan terasa jauh lebih ringan dari merubah puluhan bahkan ratusan juta orang di sebuah negara. Dan tentu saja, merubah diri sendiri itu lebih sulit jika kita tidak memiliki akar keyakinan yang kuat, kenapa kita harus melakukan suatu hal?

Misal, percayakah kita dengan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan, kita akan bisa menciptakan lingkungan yang bukan hanya bersih namun juga dapat mendatangkan kebahagiaan? atau dengan tidak menebar asap rokok semau kita, kita bisa membantu mengurangi kadar polusi dan membantu orang lain untuk tidak terganggu kesehatannya.

Dan persoalan korupsi, apa yang bisa kita lakukan untuk memberantasnya? apakah hanya dengan KPK saja cukup? sepertinya tidak, ya. Saya hanya membayangkan, apa yang bisa bangsa ini lakukan jika pejabatnya memiliki rasa takut untuk mendzolimi rakyat yang telah memberinya amanah jabatan yang hanya sementara itu.

Di masa nabi shallahu alaihi wassalam, rosul tidak mengalami kesulitan mengangkat pejabat, bahkan dengan memejamkan kedua mata, karena siapapun yang dipilih sudah jaminan bagus. Tentu saja ini tidak terjadi begitu saja. Ada banyak perjuangan disana, berapa banyak waktu, tenaga, biaya juga pikiran yang telah dihabiskan untuk menghasilkan pejabat pemerintahan yang cakap hampir dalam segala hal. 

Bandingkan dengan sekarang ini? sudah melalui berbagai tes saja, besoknya kita bisa dengan mudah menemukan nama-nama mereka di media dengan berbagai skandal.

Pasti ada yang salah dengan kita bila kita tidak merindukan sosok-sosok pemimpin seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali bin Abi Thalib dan sahabat-sahabat nabi lainnya yang sejak masa mudanya sudah dipenuhi oleh rasa takutnya (dan harap) akan hari pembalasan.

Sudahkan kita yakin dan percaya, bahwa kelak kita akan dihadapkan pada pengadilan yang tidak meninggalkan cacat sedikitpun pada hasilnya?

Kalau sekarang, mungkin keadilan itu masih sulit diharapkan. Mengharapkan keadilan pada manusia hanya akan membuahkan kekecewaan. Namun, yakinlah, semua akan dibalas dengan adil seadilnya-adilnya di pengadilan pemilik langit dan bumi.



Komentar

Postingan Populer