Nakita Parenting Class Orangtua Kompak

Setelah memutuskan keluar (sementara) dari sebuah grup, saya merasa tidak punya tenaga lagi untuk keluar. Mengikuti event-event yang biasa dihelat oleh beberapa komunitas yang saya ikuti. Memang tak banyak, itu pun tak terlalu intens menjalin kontak dengan sesama anggota, namun sebisa mungkin saya berusaha untuk memeriahkan acara yang mengundang kami selaku anggota. Yah, bukan hanya memeriahkan sebetulnya, kalau tidak mau dibilang hanya menjadi penggembira. Tentu, saya memiliki determinasi sendiri, setidaknya saya merasa perlu mendapat sesuatu dari acara yang saya ikuti tersebut.

Dan, kemarin, untuk kali pertamanya, saya akhirnya dapat tempat untuk bergabung bersama para bunda lainnya di wajah bunda Indonesia (ID) setelah beberapa lama masuk dalam komunitas yang diisi para bunda yang punya semangat luar biasa untuk terus bertumbuh dan berkembang bersama buah hatinya. Saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk hadir di acara-acara yang manfaatnya dapat saya rasakan dan cukup aplikatif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti kemarin, acara yang saya ikuti adalah sebuah seminar dengan tajuk 'Orangtua Kompak' yang dihelat Tabloid Nakita bekerja sama dengan Tulip Cipta Kreasi. Seminar ini terbuka untuk umum, dan kami, dari wajah bunda ID termasuk yang beruntung karena mendapat akses untuk masuk secara gratis. Apalagi yang lebih menyenangkan dari datang ke sebuah acara keren, tidak berbayar, dapat doorprize, hadiah (kuis), dan tentu saja dikucuri ilmu-ilmu baru yang mungkin belum pernah kami ketahui atau dengar sebelumnya? Saya pribadi mengatakan tidak ada yang lebih keren dari ini. Entah bagaimana dengan bunda lainnya.

Untuk seminar kali ini, Nakita mengundang 4 narasumber yang bicara dalam 4 waktu yang berbeda. Hanya saja karena tidak bisa mengikuti sampai habis, saya hanya berhasil mengikuti materi dari 2 narasumber saja. Yang pertama itu materi dari Dr. Gina, dokter muda yang selain manis, terlihat begitu smart. Setidaknya di mata saya, dan seorang pemateri lain yang bicara setelah dokter Gina. Yang kedua, pemateri yang saya katakan tadi, ibu Hindah Muaris yang berlatar belakang sebagai seorang kuliner, teknologi pangan, dan juga seorang nutrisi.

Di sesi pertama, kami para bunda diajak mengenal apa itu I Doser. Para bunda mungkin pernah dengar  berita mengenai musik-musik yang bila kita dengarkan dalam jumlah tertentu dapat membuat pendengarnya menjadi kecanduan (adiktif). Jadi terdengar seperti narkotika, ya? karena sifatnya yang membuat kecanduan. Padahal, setiap kecanduan itu (entah itu terhadap games, musik, shopping, dll) punya efek yang sama yaitu merusak kerja otak.
 
Mengenal I Doser
Secara singkat mengenai apakah pengaruh dari I Doser ini terhadap penggunanya ini benar adanya karena belum ada penelitian ilmiah yang meneliti hal ini lebih dalam, seperti mempengaruhi mental performance seseorang, mood, bersifat sebagai suplemen analgesik, dan mempengaruhi persepsi.

Mengenai mengapa I Doser ini dibuat sebetulnya memang diciptakan untuk mengubah suasana hati seseorang, untuk riset klinis, terapi gangguan tidur dan kecemasan hingga puncaknya menjadi buah bibir dengan sebutan sebagai digital drug. Wah, saya juga begitu dengar nama drug langsung jadi parno, plus penasaran kok bisa ya ada sesuatu yang bisa bikin seorang jadi adiksi hanya dengan mendengarkan musik.  Dibilang musik sih juga bukan karena I Doser ini hanya berupa komposisi suara atau ritmis. Yang kemudian membuat timbul pertanyaan adalah mengapa membuat seseorang menjadi adiksi, besar kemungkinannya karena adanya sugesti yang tercipta setelah mendengarkan suara tersebut.

Seperti kalau kita dengar musik saja ya, bunda. Kadang kan kita mood-nya langsung berubah bagus, selow, atau malahan mendung tak berarti hujan. Apalagi kalau sudah dengar india-india menejahe yang  seakan nggak pernah bisa lepas dari pohon, duh, makin jadi deh gegalauannya. Eh, kalau saya sih gitu lho, bun. Kalau bunda apa merasa hal yang sama?

Intinya menurut dokter Gina nih bun, kita nggak perlu khawatir atau bahkan parno karena selain website-nya sudah diblokir, untuk bisa mengakses ini kita diharuskan membayar karena memang aplikasinya tidak disediakan secara gratis.

Dokter Gina dengan MC Pauline saat sesi Q&A dengan para super parents
Lalu, kalau gitu apa yang perlu kita lakukan dong sekalipun ini tidak berbahaya seperti narkoba, kita masih perlu mengawasi dan menjaga buah hati kita untuk tetap fokus pada kegiatan utamanya. Mendengarkan musik (bagi yang mendengarkan) boleh saja, namun jangan terus menerus dan harus dibatasi penggunaannya. Bicarakan hal ini dengan buah hati, ya bunda karena dengan berdiskusi dengan anak (tentu saja yang sudah bisa diajak diskusi ya bun), anak akan merasa suaranya didengarkan dan diperhatikan oleh kita selaku orangtua yang dipercayai dan dihormati anak-anak kita.

Namun, bila sudah sampai pada tahap adiksi, bunda disarankan mencari bantuan dari ahlinya, misal psikolog/psikiater dengan sebelumnya berbicara dari hati ke hati kepada buah hati kita mengapa menggunakan ini, dan terus didampingi ya, bun untuk mencari jawaban dan menemukan solusinya. Nah, untuk memutuskan anak sudah kecanduan terhadap sesuatu pun nggak bisa sembarang tembak gitu aja, lho bun. Pertama, kita harus pastikan saat anak kita paksa berhenti melakukan/mendengarkan sesuatu yang bersangkutan menjadi gelisah, itu merupakan pertanda bahwa anak kita sudah kecanduan.


Makanan yang Baik untuk Pertumbuhan Buah Hati
Sekarang, masuk ke materi ke dua, yuk bunda yang dibawakan dengan interaktif sekali oleh bu Hindah Muaris yang membicarakan seputar makanan yang baik untuk pertumbuhan buah hati. Seperti yang kita semua ketahui, makanan itu merupakan salah satu faktor yang paling penting untuk manusia. Karenanya kita perlu senantiasa memperhatikan dan mengatur menu makanan yang bergizi, seimbang, smart, fun, fast, fresh, and healthy.  Wah wah, jadi bukan cuma sekadar 4 sehat 5 sempurna lagi dong, ya? Basicnya sih, tetap, bun. Hanya saja disini bu Hindah memberikan materi seputar bagaimana menerjemahkan itu semua ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Aplikatif banget karena bahan-bahan dasar yang diberikan bu Hindah gampang ditemui dan ramah bagi kantong kita-kita para super mom.

bu Hindah Muaris saat menjawab pertanyaan dari para bunda
Prinsip dasarnya, dalam menyusun menu seimbang itu terletak pada setiap menu hidangan yang harus mengandung kalori dari karbohidrat, protein dan lemak yang disempurnakan dengan vitamin dan mineral. Bu Hindah kemudian memberikan kami, para bunda yang hadir sejak pagi hingga siang itu contoh menu sehari-hari yang bisa dikonsumsi oleh ibu hamil:
  • roti, serialia, nasi, pasta                                : 5 porsi
  • sayuran                                                        : 3 porsi
  • buah-buahan                                                : 4 porsi 
  • susu, yoghurt, keju                                       : 2 porsi
  • daging, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan   : 3 porsi
  • gula                                                              : 2 porsi
  • lemak, minyak                                              : 5 porsi
Sementara untuk ibu menyusui, kebutuhan energi  yang harus dipenuhi menurut metode Harris Benedict: penambahan kalori -> +500 kkal untuk 6 bulan pertama, +5500 untuk 6 bulan kedua. Kebutuhan proteinnya: 1gr/kg BB/ hari, penambahan protein -> +17 gram. Kebutuhan lemak: 25-30% dari total kebutuhan energi.

Khusus untuk bayi nih, bun bisa disesuaikan dengan perkembangan ketrampilan bayi; mulai dari pemberian asi eksklusif, pemberian makanan pendamping asi, makanan tim saring, makanan tim padat, kreasi makanan batita, sampai pada kreasi makanan untuk balita.  

Bu Hindah pun memberikan tips seputar pemilihan bahan yang krusial dalam membuat makanan, yaitu mulai dari memilih sumber karbohidrat kompleks seperti beras, ubi ungu, ubi merah, labu kuning, garut, sukun, jagung, pisang, jali, havermout, kentang, sagu aren, sagu ambon, kimpul, talas, dan lain sebagainya.

Hal yang kemudian harus diperhatikan dalam memilih bahan adalah: menjaga kebersihan, pilih bahan berkualitas, menggunakan peralatan yang aman untuk makanan (food grade), dan lakukan dengan cinta. Yang terakhir ini perannya nggak main-main, ya bun :) karena segala sesuatu yang dimasak dengan hati akan sampai juga ke hati yang memakannya.

Diantara para bunda, mungkin masih ada yang bingung bagaimana sih menentukan bekal atau sarapan untuk buah hati, mengingat sarapan yang kita buat bukan hanya harus tersedia dalam waktu cepat tapi juga kalau bisa disukai anak, dan mengandung gizi yang cukup untuk tumbuh kembang anak kita. Sarapan ini menjadi penting mengingat ia mencukupi 1/3 dari kebutuhan energi dalam sehari, dan juga sebagai landasan dalam menunjang aktivitas sehari agar menjadi lebih berkualitas, terutama untuk anak yang memerlukan daya tahan dan intelektualitas.

Nah, untuk memenuhi hal ini, kita bisa membuat makanan seimbang, penuh gizi - one dish meal, siap saji, dan bervariasi. Buat bunda yang belum tahu konsep one dish meal, konsep ini adalah menyajikan hidangan sepinggan (dalam satu hidangan sudah mengandung gizi lengkap), mudah dikemas, praktis, tidak mudah rusak baik dari segi kualitas maupun cita rasa makanan, sampai bentuk sajiannya yang menarik dan atraktif. Kalau sudah begini, buah hati kita pasti nggak mungkin nggak melirik sarapannya kan, bun? :)
 
Kesimpulan untuk materi kali ini:
  • berikan asi eksklusif, jika ada alasan tertentu diberikan susu formula pilih sebijak mungkin
  • susunlah pola makan sejak dini - mulai MP-asi hingga makanan balita
  • menu makanan disusun dengan gizi seimbang sesuai dengan kecukupan gizi yang dibutuhkan
  • ciptakan masa depan anak melalui pola makan yang baik dan benar
Wah, nggak kerasa, materi yang diberikan bu Hindah pun harus berakhir setelah diselingi dengan tanya jawab dengan para bunda yang saya rasa masih pengin tahu banyak seputar persoalan ini ataupun yang lainnya. Bu Hindah pun berkenan memberikan kesempatan bagi pada para bunda yang punya masalah spesifik dan ingin meminta saran profesional yang bisa dilakukan lewat surel.

Para bunda pulang bukan cuma bawa hadiah tapi juga ilmu baru (yeay!)















 
  








    

Komentar

Postingan Populer