Dari jomblo hingga ke Ireland

"Ngebloglah selagi muda & single. Kau tak akan pernah tau kmn blog akan membawamu pergi."
Buat travel writer,quote di atas kayaknya sih nggak asing lagi, ya siapa penulisnya. Iya, tenang, buat yang nggak tahu, quote itu dibuat oleh travel writer kenamaan yang udah jalan-jalan kemana aja yang dia mau. Ada yang nggak tahu nama mas Teguh Sudarisman? (ngacung :D) jujur, saya sendiri juga baru baca quote ini selintas, entah dari akun siapa. Seperti yang pernah saya bilang di postingan  galau yang baik, kalau nggak ada yang namanya kebetulan di dunia.

Termasuk saat nama mas TS ini keluar dari mulut bu Evi (eviindrawanto.com), seorang travel writer yang nggak kalah kecenya waktu kita lagi cerita-cerita aka curhat colongan di sesi 'female only' di kamar kita di lantai dua di Sekar Jagad, di acara blogger camp, Sabtu yang lalu (31/10).

Saya nggak tahu gimana, kok akhirnya bisa kepilih di yang diadakan dalam rangka hari blogger nasional 27 Oktober yang lalu oleh IDblognetwork ini. Padahal saya kan blogger apalah apalah, tapi menyenangkan rasanya bisa ikut merasakan betapa hijau dan sejuknya suasana di Panjang Jiwo Resort yang terletak di daerah Sentul, Bogor.



Bagian muda dan singlenya, saya banget. Namun, begitu masuk pada bagian yang kedua, saya seakan diajak berpikir oleh mas TS, blog seperti apakah yang dapat membawamu pergi, pergi ke tempat mana pun yang kamu mau. Mungkin, tak melulu pergi ke tempat yang begitu ingin kita datangi, tapi, bisa juga merasakan pengalaman baru, suasana baru, bertemu teman-teman baru, dan mendapat cerita-cerita baru yang bahkan mungkin tidak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Bukankah pengalaman adalah guru yang paling mahal yang pernah diberikan hidup? dan pengalaman masing-masing manusia, nggak akan pernah sama, meski misal, tempat yang mereka kunjungi sama, jalan ceritanya tentu akan memiliki rasa sendiri-sendiri. Rasa yang berbeda. Dan itulah sebabnya mengapa, saya tetap menulis, meski sampai saat ini masih mendapat pertentangan yang cukup berarti dari orang terdekat.

Tak ada yang kebetulan di dunia. Pun begitu dengan kisahan jeng sri (jengsri.com) tentang pertemuannya dengan mantan pacar yang kini menjadi suaminya. Bahwa kita, akan dipertemukan Alloh sesuai dengan kadar yang ada pada diri kita. Bukankah perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan saya, sangat meyakini tentang apa yang dijanjikan Alloh untuk hamba-Nya ini. Entah bagaimana caranya, mereka akan bertemu pada waktu yang Alloh tentukan, bukan yang kita inginkan. Jadi, terjawab dong ya, buat yang masih jomblo bahwa jomblo itu nasib, tapi single itu pilihan. Haha.

Wajah-wajah penghuni Sekar Jagad menatap jeng sri dengan rasa penasaran yang membuncah-buncah. Saya sih, khususnya :D. Amazed aja tentang tempat dan bagaimana ia bertemu sang suami untuk kali pertama, yang atas izin Alloh berlanjut pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Duh, buat saya sih, it sounds like a story that we can only find in cinema, serius. Terlebih pada bagian, "kurang berapa?" Ya ampun, hari gini, emang masih ada gitu cowok gentle yang langsung bereaksi dengan menanyakan pertanyaan yang otomatis menimbulkan resiko untuk dirinya sendiri? I doubt it.

Rona hujan semalam, menyisakan tanya, akankah keindahan ini tetap ada esok hari saat membuka mata? bahkan ingatan-ingatan tentang obrolan kami semalam seperti memberi saya ruang waktu untuk berhenti sejenak. Untuk melongok ke dalam, bukan ke luar seperti apa yang selama ini saya lakukan, yang saya pikir saya lakukan atas kemauan sendiri, padahal saya melakukannya karena ingin memuaskan suara-suara sumbang di luar yang tak akan pernah berhenti, hingga saya menutup mata. 

Jalan depan Sekar Jagad masih basah bekas hujan semalam. Matahari mulai meninggi meski jam masih belum menyentuh angka 6. Ini luar biasa. Di Jakarta, jam 8 atau 9 matahari baru menampakkan sinarnya yang menghangatkan, tak jarang membakar. Tapi disini, waktu seakan ingin memberikan kita waktu lebih banyak untuk bicara, berdialog. Dengan diri sendiri. Dengan Tuhan pemilik suara hati.




Acara ini membuat mata saya terbuka, bahwa teman bisa kita dapatkan dimana saja, melalui cara apa saja, namun teman yang sejati adalah teman yang bukan membawamu naik untuk kemudian menghempaskanmu lebih keras, tapi dia yang selalu ada meski kadang tak kasat mata.



   





Komentar

  1. hikz aku g ikutan soale bawa anak :v
    bener bertemanlah sebanyak mungkin...tambah aura positif dengan ngeblog :)
    semangattt yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. kmrn sih ada yg bawa anak, mbak hehe seru lho malah hepi gitu kayae anaknya mbak rere. semangat juga mbak, makasih udah mampir ^^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer