Rasanya Kerja di Konsultan Hukum

Sebelum di rumah aja, gue sempat kerja di konsultan hukum lagi yang kerjaannya nggak berhubungan langsung dengan klien. Beda dengan kantor yang sebelumnya, di Kantor Pengacara.Co, di kantor yang terakhir, gue dipercaya megang satu website gitu.

Gimana rasanya? luar biasa, sih. Kalau lulusan hukum aja macam Fathia aja keluar, gue malah masuk. Selain media, industri yang perlu ketahanan dan otak yang luar biasa itu adalah berbagai profesi terkait hukum, menurut gue. Karena, walau gue nggak bersinggungan langsung, tapi gue melihat bagaimana rekan2 seperti pengacara itu berkutat dengan waktu dan bahan2 dari klien yang harus diolah sebelum masa tenggat berakhir.

Apa yang ada di pikiran kamu waktu dengar hukum di Indonesia? mahal? korup? kkn? mungkin semua itu benar adanya. Yang pasti, gue pernah menanyakan komitmen kantor gue yang pertama, bahwa mereka nggak akan pernah coba2 main di bawah meja. Walaupun praktek itu bukan rahasia lagi, tetap aja kadang kita suka nggak habis pikir, kok ada ya orang yang mau main belakang?

Gue belajar banyak di bidang ini, salah satunya bahwa pengacara itu juga cuma manusia biasa. Mereka, layaknya manusia yang lain juga punya kekurangan, keterbatasan, dan mau nggak mau kita harus bisa mengambil sisi positif dari setiap kejadian yang terjadi.

Nggak seperti kantor gue yang pertama, kantor yang kedua lebih terasa suasana individunya karena setiap perusahaan punya culturenya masing2. Dan dimana kita berpijak, di situ langit dijunjung. Yang pasti, kerja di kantor hukum itu juga sama kayak di kantor2 lain. Ada drama2nya juga, kadang bisa lebih sadis malah, tergantung di kantor mana lo berteduh.

Plusnya ada nggak? selain kantornya yang bagus, dan biasanya fasilitasnya lumayan lengkap, kalau beruntung, lo bisa dapet gebetan pengacara yang selain potensial juga kalau masih single, kabar baiknya bisa lo kecengin. Eh.


Komentar

Postingan Populer