galau yang baik

Akhir-akhir ini, saya sedang kehilangan semangat untuk menulis. Well, sudah cukup lama sebetulnya. Mungkin sejak nggak terdaftar lagi sebagai karyawan perusahaan manapun.

Mau disebut freelance gimana, disebut nganggur juga gimana. Hehe. Saya benar-benar bingung sampai kehilangan arah harus berjalan kemana. Terus mengerjakan apa yang saya suka (menulis) atau kembali melamar sebagai karyawan, which is something yang ternyata nggak semudah yang dibayangkan. Seriously.

Actually, believe it or not, dulu sempat terlintas di benak waktu seorang teman menulis tentang masa menganggur yang diisinya dengan traveling. Sounds cool. Haha. Waktu itu saya bilang, wah asyik ya kalau bisa kayak dia. Waktu itu saya masih berstatus sebagai karyawan, and guess what? Here i am. In a state yang sama nganggurnya, beda travelingnya :D

You don't how powerful our mind is. Bahkan yang nggak terucap di mulut aja bisa kejadian karena malaikat ada di sekitar kita, yang bisa jadi mengirim ucapan kita ke angkasa untuk diteruskan pada yang berkuasa.

I was totally lost karena lingkungan juga nggak mendukung apa yang saya lakukan. Obliviously, menulis khususnya bagi saya yang pemula masih jauh dari kata untuk bisa menghasilkan seperti penulis yang sudah piawai. Tentu, untuk menjadi piawai ini mereka melalui proses yang bisa jadi lebih berdarah-darah.

Sebut aja jk rowling, asma nadia, andrea hirata, eka kurniawan yang namanya kini mendunia. Kita mungkin nggak tahu persis apa yang telah mereka lalui untuk bisa sampai di posisi seperti sekarang ini.

Dan kemarin, saya menemukan rene di youtube dan merasa menemukan kembali arah hidup yang sempat hilang. Jelas, di dunia ini nggak ada yang namanya kebetulan. Termasuk menemukan tayangan bacaan atau apapun yang dapat membangkitkan gairahmu untuk bangkit, do something.

Karena galau ini, rene bilang is a good sign. It's a sign yang kalau nggak kita seriusi akan berdampak serius pada hidup kita ke depan. Trust me. Believe in yourself and let God do the rest.

The matter of life is about process, not result. Be a process person, not a result one.


Komentar

  1. Waaa...merinding saya baca bagian yg terakhir. Sama mbak. We are at the same state. Thanks mbak buat postingannya. Dan pastinyabsaya blogwalking ke sini n nemu postingan ini juga pastinya bukan kebetulan. There is no coincidence for me . arigatou mbak😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama2, mbak. semanga! kita pasti bisa melalui apapun rintangan yang membentang di depan aamiin :)
      setuju, nggak ada yang namanya kebetulan di dunia, ya mbak.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer