Kehangatan dimulai dari rumah

Biasanya, saya paling tidak bisa pergi dadakan. Lain halnya dengan traveling yang bisa dilakukan meski tanpa rencana sejak jauh-jauh hari, insyaAlloh. Itu pun dengan berbagai catatan dan juga syarat dan ketentuan.

Nah, kemarin ini, tanggal 20 Mei 2016, saya berkesempatan datang ke acara yang diadakan viva log bersama tupperware yang informasinya saya dapatkan hari H dari seorang teman (love you, mbak). Awalnya sih ragu bisa dapat seat karena memang pas dikonfirmasi seatnya ternyata sudah full.

Qodarulloh, tak berapa lama saya dapat kabar dari viva log kalau saya bisa ikut acara siang itu yang digelar di gedung South Quarter yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan. Giliran pas sudah ok, langsung bertanya sendiri dalam hati, yakin mau datang itu jauh lho, Cilandak, dan South Quarter? where the hell the location is. Haha. Intinya sih mulai galau bisa datang dan sampai di lokasi tepat waktu atau tidak karena acaranya mulai jam 2 siang, dan itu cuma tinggal beberapa jam saja sejak saya dapat konfirmasi bisa ikut.

Fyuh!

Alhamdulillah pihak viva log ngasih petunjuk cara kesana dengan angkot yang dimana setelah saya pikir-pikir lagi tidak akan mungkin bisa saya kejar (dengan angkot) karena saya masih harus melakukan satu dua hal sebelum berangkat. Akhirnya saya naik motor juga, dan alhamdulillah sampai sekitar setengah jam sebelum acara dimulai.


Meja Makan Punya Cerita  
 
Pas sampai di sana (South Quarter lantai 12), saya masih belum tahu acara apa sih yang diadain viva log sama tupperware sampai akhirnya saya mulai sadar saat teman-teman yang lain yang sudah datang lebih dulu foto-foto. Mereka foto-foto meja makan, dong yang kemudian saya nanya sendiri apa iya tupperware mulai beralih ke furnitur -_- yang langsung saya ralat sendiri, nggak mungkinlah.

Waktu itu saya langsung berpikir seru juga ya kalau bisa punya atau menata meja makan seperti yang dilakukan tupperware pada kami, para blogger siang itu. Baper abis, beneran karena saya langsung keingetan kalau di rumah kami sekeluarga tidak pernah makan di meja makan. Makan sama-samanya sih ada, meski jarang, dan itu pun juga tak seintens yang dibayangkan. Walaupun nggak melulu harus di meja makan, minimal ada kebersamaan yang terajut di dalamnya saat makan bersama anggota keluarga tercinta.

Baru sampai disambut yang beginian
Yang dibilang mbak Ajeng Raviando, psikolog anak yang siang itu hadir ngobrol bareng blogger langsung bikin mata saya berkaca-kaca bahwa kesibukan yang ada mungkin jadi bikin waktu makan bareng keluarga atau orang-orang tercinta jadi berkurang.

Saya sendiri alhamdulillah masih suka makan bareng sama ibu, dan nggak jarang kalau lagi kumat manjanya minta disuapin dan bisa sampai nambah-nambah. Hihi. Dan itu kami lakukan di ruang keluarga, ngampar di lantai karena buat kami yang memang tak terbiasa makan di meja makan, makan dimana pun bukan masalah selama masih ada makanan dan bisa dimakan bareng-bareng orang terkasih itu sudah lebih dari cukup. Juara deh pokoknya.

Yang saya rasa mulai perlu untuk dicoba di rumah itu mungkin membuat tampilan makanan menjadi lebih ciamik kali ya, karena memang packaging itu memberi pengaruh pada selera makan kita. Eh, tapi ada juga sih yang malah nggak tega makan makanan yang sudah ditata sedemikian cantiknya, dikoyak-koyak begitu saja. Alhamdulillah saya tidak termasuk di dalamnya alias nggak ngaruh.

Selain itu, tempat makan kita juga perlu diperhatikan ya, gaes. Kalau makanan sudah ditata sedemikian rupa tapi terus ditaruh di wadah yang tidak pas kan juga jadi kurang. Makanya saya senang banget lihat yang hijau-hijau tersaji begitu rapih dan ciamik di atas meja makan yang bertabur di depan kami siang itu.

Nggak kerasa, siang itu saya makan dengan lahap, mungkin karena sambil ngobrol bareng teman-teman blogger lain dan menyimak diskusi mbak Ajeng dengan teman-teman blogger tentang apa saja yang bisa kita dapat saat makan bersama keluarga tercinta, salah satunya mempererat bonding anggota keluarga dengan komunikasi yang terjalin di sela-sela makan bersama.

Para (blogger) juara bersama mbak Ajeng dan bu Rina dari Tupperware
Petite Blossom

Makan bersama di rumah memang lebih banyak kelebihannya dibanding makan di luar, ya. Bayangkan saja mulai dari menentukan menu, memasak, menyiapkan dan menata meja makan, sampai makan bersama anggota keluarga dilakukan bersama-sama, berapa banyak obrolan berkualitas yang bisa terjadi antara ibu dan anak, ayah dan anak, serta bersama pasangan. Saya yakin banyak.

Saya sendiri paling senang mengatur berbagai menu khas rumah dan tentu saja masakan ibu saya yang terkenal maknyusnya di meja makan. Apalagi kalau wadah makannya lucu-lucu dan menyegarkan mata, selera makan bisa meningkat. Macam petite blossom, gaes yang warnanya segar nggak ketulungan disamping modelnya yang unyu abis. Menata hidangan bisa jadi lebih menyenangkan karena petite blossom ini bisa dipakai untuk sajian harian.


Hari ini, di meja makan kalian ada cerita spesial apa, gaes?  

  

     

 



Komentar

  1. Hayuk ah, kapan makan sama-sama di meja makan yang memberi kehangatan? :)

    BalasHapus
  2. wah betul juga ya, dulu algi kecil makan malam adalah saat makan bersama, krn kalau siang pulang ke rumah punya jam yang berbeda. Sekarang aku sih jarang makan bersama di rumah justru aku makan bersama di luar rumah krn anak-anak punya kesibukan yg pulangnay gak bersamaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin sudah saatnya mengembalikan kegiatan makan bersama di rumah2 kita ya mbak tira. selain hemat juga makin mempererat hubungan antar anggota keluarga.

      makasih sudah menyempatkan mampir mbak.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer