Tips bekerja sebagai call center

Saya pernah menulis (sedikit) pengalaman saya saat bekerja sebagai call center di sebuah bank swasta yang kini telah merger dengan bank lain. Tak lama memang, hanya dua tahun lamanya saya bekerja di kantor yang semula di Mampang harus pindah ke Kedoya sana karena alasan merger tadi.

Sebetulnya, jika saja kantor tidak pindah ke Kedoya, saya mungkin saja masih bekerja di sana. Wallahu a'lam karena kerja jadi call center itu sebenarnya menyenangkan, lho (kecuali pas queing dan juga saat aux dan acw sudah habis).

Apalagi pekerjaan ini tidak menuntut mikir after office hours kecuali sebelumnya kita menerima telepon yang bernada komplain (dengan alasan apa pun itu) seperti pekerjaan-pekerjaan lain yang kadang suka sampai dibawa ke rumah.

Nah, buat siapa pun nih yang minat atau pengin coba-coba masuk ke dunia call center, saya punya beberapa tips nih buat calon call center out there.
  1. Customer is our priority. Ini bukan gombal atau jualan kecap, ya. Di dunia call center, jelas banget batas dimana pelayanan kita terlihat baik atau buruk karena ada televisi yang memonitor kinerja pasukan garda depan ini di tembok-tembok kantor yang bisa dilirik kapan saja. Kadang kalau terlalu khawatir sama ini juga jadi bikin kerja nggak fokus. Just make sure do our best and kasih pelayanan semaksimal mungkin buat tiap customer yang masuk. Customer is still customer (not king), so do we. Jadi santai saja dan tetap fokus untuk melayani sebaik mungkin setiap request dari nasabah.   
  2. Senyum dari hati. Nah buat yang sudah biasa tebar pesona sih kalau sekadar urusan senyum mungkin gampil lah, ya. Yang jadi masalah adalah apa senyum itu keluar dari hati. Pekerjaan di call center itu memang nggak face to face, tapi wajah kita bisa dibaca melalui intonasi suara saat kita bicara dengan nasabah di ujung telepon. Samalah kurang lebih kayak penyiar yang bisa langsung berasa kalau si penyiar itu siaran pas lagi happy atau uring-uringan.
  3. Senam mulut tiap pagi atau sebelum online. Saya paling senang ngobrol sama orang baru, tapi urusan ngobrol sama nasabah beda banget waktu ngobrol sama teman. Kadang suka grogi dan belibet begitu pertanyaan nasabah lari kemana-mana. Untuk menyiasati ini bisa dilakukan senam mulut (a i u e o). Usahakan buka mulut selebar mungkin agar huruf vokal yang keluar bisa terdengar dengan jelas. Atur napas sebaik mungkin dan bicaralah di saat kata-kata sudah kita jalin dengan sebelumnya. Usahakan jangan memotong ketika nasabah sedang bicara.
  4. Bawa air putih (sebanyak mungkin). Ini standar tapi penting pakai banget. Kerja jadi call center itu bukan pekerjaan yang genit. Begitu sudah di depan komputer, kita sudah harus standby dengan sepenuh hati (dan pikiran) karena saya jamin kita nggak akan bisa kemana-mana begitu telepon sudah dinyalakan (selamat!). *dengan catatan* Jadi, bawalah air sebanyak mungkin karena pekerjaan yang mengharuskan kita duduk dalam waktu yang lama bisa bikin kita lupa untuk minum, dan ini bahaya buat kesehatan kita.
  5. Simpan masalah di dalam keranjang. Buat yang abis berantem sama mantan pacar, gebetan atau siapa pun nggak disarankan untuk membawanya pas online. Jadi, be profesional karena nggak mau kan begitu kita nerima telepon, dapat nasabah yang kepo begitu dengar suara kita yang melow melow gajebow gimana gitu dia tetiba jadi ngingetin kita sama pacar yang (dulu) perhatian banget. Nanya ini itu sampai bikin kita lupa kalau kita lagi nerima telepon dari nasabah, bukan pacar! *penting*
  6. Usahakan makan/minimal nyemil sebelum online. Ok, ini sih subjektif abis, ya. Berhubung saya paling nggak bisa laperan, jadi saya usahain untuk makan dulu sebelum online (karena nggak boleh bawa makanan pas online atau ke meja kerja) atau minimal nyemil-nyemil lucu biar perut nggak demo pas nerima telepon yang *sensor*
  7. Manfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin. Waktu istirahat itu selain hari sabtu dan minggu adalah surga buat para call center out there. Karena cuma pas waktu istirahat kita bisa nyurahin hati pas terima telepon horor dari nasabah sama teman senasib sepenanggungan, bisa tidur-tidur ayam, bisa nelepon yayang, bisa nonton tivi, atau nonton ke bioskop. Ok, yang terakhir nggak mungkin kecuali kamu kerja di kantor saya yang dulu. Kadang, kalau lagi suntuk kita malah main mainan masa kecil gitu, kayak puzzle, catur jepang (apa sih namanya lupa) dan ini kadang kita mainin bukan cuma pas istirahat beneran tapi pas istirahat (alias pas sepi telepon). Yang ini sih jangan dicontoh, ya, ya kecuali kalau kalian memang pengin melakukannya karena memang pengin. Bukan karena rekomendasi saya. *melarikan diri* 
Yang terakhir, jangan pacaran sama sesama anak call center, ya. Kenapa? ya jangan saja. Kenapa sih? ih, sudah dibilang jangan. Beneran, deh. Jangan, OK?

Komentar

Postingan Populer