just be you

Sebagai pendatang baru di dunia per-blog-an, saya merasa beruntung mendapat kesempatan untuk ikut gabung di event buka bersama yang diadakan BRID. Harusnya sih ini jadi event ke 2 yang saya ikuti, namun, karena satu dan lain hal, saya tidak jadi datang ke event grebekan di la piazza beberapa waktu lalu. Kalau ada yang belum tahu apa itu BRID, sama, saya juga belum lama ini nyasar ke akun facebook mereka. Berawal dari iseng, saya yang waktu itu lagi nyari komunitas apa yang bisa membantu saya menyalurkan rasa grogi bicara di depan umum, secara tidak sengaja mata saya tertumbuk sebuah komunitas bernama BRid. Sudah pada penasaran belum apa itu BRID? He he.

BRID itu bisa dibilang wadah bagi para penulis untuk melaporkan apa yang mereka lihat, mereka dengar, mereka rasa. Tentu saja melalui tulisan yang disertai dengan dokumentasi. BRID dengan mas hazmi sebagai foundernya memfasilitasi ini.
 

Anggotanya pun disyaratkan harus memiliki akun asli (bukan anonim) karena ini menyangkut kredibilitas penulis sendiri yang tentunya walau tidak bernaung di bawah bendera sebuah media, BRID tetap memiliki rasa bertanggung jawab, profesionalisme juga etika. Jadi, buat yang punya akun anonim, alay dan yang sejenisnya mungkin bisa merubah haluan dulu ke jalan yang benar kalau mau bergabung menjadi anggota komunitas keren macam BRID ini. 

Entah kenapa, somehow, saya merasa jalan menuju menemukan BRID menjadi jalan pembuka bagi saya untuk terus menekuni dunia menulis. Meski sudah sempat mengenyam dunia jurnalis selama kurang lebih 3 tahun, tidak lantas membuat kemampuan menulis saya menjadi wah. Malah sebaliknya. Bak mendapat durian runtuh, saya terpaksa mengajukan resign terlebih dahulu sebelum bos memanggil dan meminta saya jangan pernah muncul lagi di hadapannya.

It is a bad thing, apalagi saya resign mendekati akhir tahun dan dalam hitungan bulan, kucuran gaji, thr yang 2 tahun lalu masih saya terima juga dipaksa berhenti mengalir ke rekening. Tapi, mari kita ambil hikmahnya. Mungkin, kalau saya tidak melalui itu semua, saya tidak akan bertemu orang-orang keren macam mas Hazmi, mas Ahmed, mas Syaifudin Sayuti, mbak Ani Berta yang menggawangi BRID. 

Gimana tidak keren, anggotanya itu rata-rata dedengkot blogger yang sudah berhasil memenangkan ina itu dari hasil tulisannya yang tersebar di berbagai blog. Mulai dari personal blog, sampai blog komunitas macam BRID, Kompasiana, detik, dan lainnya. Apalah saya dibanding mereka semua yang passion menulisnya militan abis. 

Acara bukber yang berlangsung di Warung Daun, Cikini, yang juga bekerja sama dengan Indosat, kemarin berlangsung sangat sukses. Bisa dibilang, ini pengalaman pertama saya ikut acara komunitas (lagi) setelah terakhir kali, komunitas yang saya ikuti beberapa tahun yang lalu vakum. Mati suri. 


Saya datang kepagian, sebagai anggota, selain satu cowok lain yang kelak saya tahu namanya Giovani yang dengan ramah tersenyum dan menyalami saya di saat saya sibuk pedekate sama mas hazmi dan seseorang yang awal mulanya saya kira mas ahmed.  Acara yang harusnya dimulai jam 15.30, namun, berhubung ini jakarta, dan ini bulan puasa, mundur satu jam lebih lama.

Setelah semua anggota yang telah mendaftar terlebih dulu ke mas ahmed datang, acara pun dibuka dengan berbagai sambutan. Mulai dari mbak Amy Atmanto (tahu dong siapa mbak kece ini) sampai mas hazmi yang sharing seputar perkembangan dunia perinternetan.  

Internet memang berkembang pesat. Kalau dulu blogging dipakai sekadar untuk mencurahkan isi hati (saya masih melakukannya), sekarang blogging jauh lebih terasa manfaatnya. Tidak sedikit bahkan yang mendapat penghasilan, hadiah, atau apa pun itu namanya dari menulis di blog. Isn't it amazing? Bahkan, sekadar like dan share saja kadang sudah cukup buat kita untuk membawa pulang berbagai macam hadiah. Sounds easy banget, ya? Well, actually not that easy juga karena kita harus yakin kalau tulisan yang kita tulis itu bermanfaat dan dibutuhkan oleh khalayak luas. Sebetulnya kembali lagi sih ke alasan nge-blognya. Karena ini benar-benar personal, kita semua bisa menulis apa pun yang kita inginkan dengan sarana apa pun yang ada.

Dan BRID, menjadi satu ruang khusus bagi saya untuk terus menulis, aktif berselancar di depan komputer bukan hanya untuk stalking akun mantan yang sudah berbahagia dengan keluarga kecilnya, tapi juga do something yang membuat saya merasa bahagia dengan berbagi melalui tulisan. 

Usai sambutan mas hazmi, tak lama bedug berbunyi. Sempat ada kerusuhan karena blogger yang di ujung sana sudah pada makan, sementara di ujung satunya lagi (tempat di mana saya berada) kebingungan apakah sudah adzan atau belum. 

Oh, ya, sebelum berbuka, admin juga bagi-bagi hadiah. Beberapa gadget, kaos, buku, berhasil dibawa pulang para blogger yang beruntung yang pemenangnya diumumkan di akhir acara. Sebelum adzan, kami disirami kultum oleh mas Irul yang merupakan dosen UIN. Mas Irul berbagi seputar ciri-ciri yang harus dimiliki BRID dalam praktek kehidupan sehari-hari. Yap. Sesuai dengan namanya, anggota BRID haruslah seseorang yang memiliki keberanian. Menulis itu butuh keberanian, butuh niat yang kadang suka goyah diterpa badai, dan tidak semua orang sanggup melalui kerikil tajam serta rintangan yang datang. 

panitia sedang menyiapkan calon goodie bag buat dibawa pulang BRID :D
BRID juga pastilah seseorang yang respect, menghargai karya orang lain sehingga tidak asal melakukan plagiasi atau kopas ke dalam blog pribadinya. Sebetulnya tak ada yang salah dengan kopas ini selama mencantumkan sumber aslinya. Tentu, kita juga tidak mau bukan bila karya kita, yang sudah kita buat dengan sepenuh hati diambil dan dimasukkan begitu saja, atau malah diakui menjadi karya orang lain. 

BRID adalah seseorang yang tidak hanya sekadar menulis, tapi juga berusaha memberikan nilai tambah, atau bahkan menginspirasi siapa pun yang meluangkan waktu untuk membaca karyanya. Rasanya menyenangkan bukan bila kita menemukan jejak blogger lain yang  tertinggal di blog kita. 

Dan yang terakhir, BRID itu seseorang yang terus membangun (develop), mengasah kemampuan serta meningkatkan segala hal positif yang terdapat di dalam dirinya. Hal ini ditunjukkan oleh mbak Yeni Wahid yang secara tiba-tiba mengejutkan BRID semua yang sedang fokus menyimak kultum sang dosen galau. Ha ha. Perhatian BRID pun langsung beralih pada anak mantan presiden RI ini yang langsung menyerbu untuk, apalagi kalau bukan menuh-menuhin memori hape.

Setelah puas, kultum pun dilanjutkan sesaat dan ditutup dengan apik oleh mas Irul yang meminta anggota BRID untuk menjadi diri sendiri. Menulis di blog, kini tak lagi dipandang sebelah mata. Terbukti sekarang ini banyak corporate yang mengincar blogger kece untuk me-review produknya, atau meliput acara yang mereka adakan selain tentu mengundang media resmi yang terikat oleh kantor mereka bekerja. Sedangkan BRID, kami menuangkan apa yang kami lihat, kami rasa, kami dengar dengan hati. Mungkin ini yang tidak lagi dimiliki media mainstream yang seharusnya menjadi jembatan antara masyarakat dengan penyedia informasi.

Berhubung hape saya tidak lagi mampu menampung banyak foto, saya hanya berhasil mendokumentasikan foto di atas dan di bawah ini. Mencicipi beberapa menu di Warung Daun, sejauh ini makanan ini yang berhasil membuat lidah saya tak berhenti menari.
gurame saos mangga, sate ayam, dan pisang topping keju #yaamm



Menulis adalah perjalanan. Perjalanan menemukan diri sendiri, dan rumah yang nyaman untuk berlama-lama ditinggali dan kembali.
 

 



  



 



   








 





 




 

Komentar

Postingan Populer