(Mudik Lebaran) Jalan-jalan di Tol


Assalammualaikum,

Taqabalallahu Minna Wa Minkum Taqabbal Ya Kareem
Selamat Idul Fitri 1436 H, ya teman... Semoga Alloh menerima segala amal ibadah kita di bulan Ramadan dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadan berikutnya aamiin insyaAllohu ta'ala aamiin...

Oh, ya, teman-teman tahun ini ada yang mudik ke kampung halaman tidak? Kalau ada yang mudik, semoga semua selamat dan sehat sampai di tujuan, ya... menyenangkan rasanya bisa merayakan hari kemenangan bersama seluruh keluarga yang tinggal nun jauh di sana. Memang, Lebaran, selain sebagai hari kemenangan, dimana kita kembali kepada fitrah, juga sekaligus menjadi momen bagi umat muslim di seluruh dunia untuk mempererat tali silaturahim dengan saling mengunjungi. Terlebih bagi mereka yang tinggal saling berjauhan.

Seperti mbak Icha, yang saat ini tinggal di Norway. Ibu beranak satu ini sedang mudik ke kampung halamannya di Surabaya. Menyenangkan sekali membaca pengalaman beliau dan keluarga di akun facebooknya. Teman-teman yang lain bagaimana? ada yang mudik sangat jauhkah seperti mbak Icha? atau yang masih di seputaran Indonesia, semoga semuanya lancar dan baik-baik saja, ya...

Nah, kalau saya, saya punya cerita nih saat hendak ikut kakak perempuan saya mudik ke kampung halaman suaminya di Subang, Jawa Barat. Jadi, kami pergi kemarin sekitar jam setengah sepuluh beberapa saat setelah salat Ied bersama warga komplek. Alhamdulillah jumlahnya membludak dari tahun ke tahun. Setelah selesai salat Ied dan bermaafan dengan warga komplek, kami pun pulang untuk saling bermaafan antar keluarga, dan dilanjutkan dengan apalagi kalau bukan acara makan bersama *yeay*

Karena saya sudah makan sebelum salat, saya melewatkan makan besar untuk sementara karena belum packing karena tidak diberitahu perihal waktu keberangkatan. Jadilah saat dimana yang lain makan, saya menggunakan waktu tersebut untuk beberes.

Sesekali, sih saya bolak balik ke ruang tamu untuk icip-icip kue lebaran, yang tahun ini ada yang kami beli dan ada juga pemberian RT setempat. Tahun ini saya dan mama harus absen bikin nastar, putri salju dkk-nya karena perdagangan lagi lesu :D alhamdulillah, walau tidak bikin kue seperti biasa, kami tetap bersyukur karena masih ada yang memberikan kami panganan untuk disediakan pada tamu di hari yang fitri.

Lanjut lagi ya ke topik semula. Berhubung di sana kami hanya akan menginap selama 3 hari 2 malam. Jadi, saya hanya membawa 3 stel sudah dengan baju tidur. Exclude kerudung dan jeroan, tentunya he he. Meski tidak banyak bawa baju, kegiatan packing tetap jadi dilema tersendiri, lho. Terlebih buat perempuan, apalagi macam saya yang lebih suka memasukkan segala macam barang bawaan ke dalam tas. Makanya, ransel saya tidak pernah terlihat kempes karena ramai sekali isinya :D

Anehnya, saya selalu merasa seperti ada yang kurang atau tertinggal jika merasa ransel itu masih belum gembung, atau padat ha ha. Agak berlebihan, ya? Dan benar saja, belum apa-apa saat kami semua sudah siap dan jalan (untung masih di gang depan rumah), kakak saya langsung mengingatkan apakah saya sudah membawa handuk. "Aaaaakkk, belum." Teriak saya histeris *eh* mobil pun dimundurkan kembali, dan saya segera berlari-lari kecil menuju tiang jemuran untuk mengambil handuk yang tersampir dengan manis di sana. Untung tidak didemo orang rumah karena keteledoran saya kali ini *piss*

Baiklah. Handuk sudah, semua sudah, kecuali bekal nasi untuk di jalan (waktu kami pergi nasi belum dimasak karena kami semua makan lontong dan sepertinya belum memerlukan nasi), kami pun pergi dengan riang gembira. Ini kali pertamanya saya ikut pulkam ke Subang, karena tahun-tahun sebelumnya saya tidak pernah bisa ikut (entah jadwal masuk kerja entah bentrok dengan acara sendiri). Tidak seperti adik dan sepupu saya yang sudah dua kali ke sana.

Di belakang, saya duduk (dengan tidak rapi) bersama keponakan saya yang menggemaskan, tempat sampah, (sedikit) oleh-oleh untuk keluarga Subang, botol minum masing-masing orang (4), mainan keponakan, sampai raket nyamuk yang tidak pernah absen dibawa kakak saya kemana pun ia pergi *sigh* 

Jakarta hari ini panas sekali, ya, teman. Di mobil, keponakan saya sempat mengeluh kepanasan dan meminta bundanya untuk menaikkan suhu AC yang kata bundanya sudah maksimal. Tapi, kenapa tidak kerasa, ya? padahal, saya orangnya paling sensitif sama dingin, lho. Tapi, ini kok meski sudah full tidak berasa dinginnya? ya sudah, akhirnya, saya mencoba mengalihkan perhatiannya dengan mengajaknya bermain nama-nama buah, binatang, dan lainnya. Permainan jaman saya sd dulu ternyata masih dimainin juga sampai saat ini hi hi hi. Jadi nostalgia, deh ha ha ha.

Tak terasa, sudah dua jam perjalanan sudah kami lalui. Tiba-tiba,... mobil dipinggirkan oleh suami kakak saya, dan...brsshhhhhh! saya melihat asap mulai mengepul dari kap mobil kami. Kontan, saya yang melihat pertama langsung memberi tahu kakak saya tentang kondisi tersebut. Ternyata, kakak saya langsung disergap panik, dan segera mengajak anaknya untuk keluar mobil secepat mungkin. Sampai lupa kalau nyeker, lho hihihi... saya sih masih santai saja, karena saya pikir mobil cuma kepanasan, insyaAlloh tidak kenapa-kenapa meski sempat deg-deg-an juga kalau ada apa-apa dengan mobil.

Bukan apa-apa, ini sudah tinggal satu jam perjalanan lagi, teman. Kami sudah hampir sampai di Karawang. Qodarulloh, perjalanan tidak bisa kami teruskan karena ternyata radiatornya rusak. Kalau kata suami kakak saya ada yang jebol atau bocor, gitu, entah apanya. Kami pun segera mencoba menghubungi pihak derek jasa marga. Dan alhamdulillah, tak lama sebuah mobil layanan jalan tol jasa marga berjalan pelan sebelum menepi di belakang kami. Rupanya, petugas ini sedang tugas keliling dan muncul di hadapan kami tepat pada waktunya *usep muka*

Yang cukup memakan waktu adalah saat kami harus menunggu mobil derek yang sudah dipesankan oleh petugas tersebut, yang katanya sedang terjebak macet. Mobil derek itu terpusat di Cikampek, dan tentu, kami diarahkan untuk ke Cikampek terlebih dahulu, karena harus mengecek adakah bengkel yang buka pada hari raya. Lumayan juga ya ternyata ongkos derek dari sana ke Cikampek. 1 jutaan habis untuk membawa mobil kami selamat sampai Cikampek.

Setelah lama menunggu, tidak ada satu bengkel pun yang buka. Dan kakak saya akhirnya minta diantar sampai ke rumah saja (tambah biaya antar). Alhamdulillah, meski tidak ada warung nasi, masih ada yang jual mi instan hingga saya dan kakak juga keponakan dan kakak ipar bisa isi perut sambil menunggu info dari petugas derek soal bengkel.

Selesai makan dengan agak sedikit buru-buru (kakak dan keponakan memesan mi goreng sementara saya dengan sangat menyesal kenapa malah beli pop mie), kami kembali masuk ke mobil derek (saya dan kakak) sementara keponakan pindah ke mobil kami bersama ayahnya di mobil yang diderek.

Perjalanan mudik kami hari ini sukses, sampai dengan selamat kembali ke rumah X_X apa mungkin ini karena kakak saya lupa membawa baju juga jaket yang akan ia berikan untuk ibu mertuanya, ya he he. Ketinggalan di rumah, dong, dan baru ingat saat kami sudah sampai di entah tol mana *yeah*

Untuk menghibur diri, kami pun sibuk membuat skenario lucu apa yang kira-kira akan diucapkan oleh orang rumah begitu tahu kami sampai dengan selamat (bukan ke kampung halaman), melainkan kembali ke rumah. Ha ha ha. Yang terpenting memang itu, sih, setelah dipikir-pikir. Karena, saat kami berhenti di Cikampek, banyak mobil kami lihat diderek dengan kondisi mobil yang naas. Ada yang kaca mobilnya retak, pecah, sisi-sisi mobilnya penyok, dan kondisi-kondisi lain yang kalau dibandingkan dengan kami yang rusak radiator tentu kami masih jauh lebih beruntung dan bersyukur. 

Saat mama saya menggoda keponakan saya yang bete tidak jadi mudik, main kembang api, petasan bersama saudara-saudara di Subang, keponakan saya cuma bilang dengan wajah yang menggemaskan, "kita jalan-jalan di tol aja, nek" ha ha ha ha. 

Well, setiap kejadian pasti ada hikmah yang insyaAlloh lebih indah dari yang kita inginkan. Semoga kita bisa mengambilnya, ya insyaAlloh...

Bagaimana cerita mudik teman-teman? ada yang berkesan dan tak terlupakan? ditunggu sharingnya, ya...

Jazakillah khoiran katsiran

Selamat Idul Fitri 1436 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin


















Komentar

Postingan Populer