ngobrol bareng kemen PU PR


Sebenarnya, saya malas menghadiri acara-acara dengan pemerintah sebagai penyelenggaranya. Peristiwa ngaret, boring nunggu, sampai acara izin tiap mau ngomong di depan seakan sudah jadi trademark mereka yang bekerja di kementerian dan yang sejenisnya.

Tapi, berhubung temanya tentang kesiapan jalur mudik, dan, yang mengajak teman yang terpercaya (dari media dan bertemu di komunitas) membuat saya berpikir ulang, dan akhirnya mendaftar untuk hadir. Sehari sebelum acara, saya sudah berusaha mencari tahu informasi apa saja yang sudah dilakukan kemen PU melalui websitenya, namun gagal. Websitenya tidak bisa diakses, entah sudah berlangsung sejak kapan.

Saya lalu sedikit cari tahu info tentang persiapan jalur mudik dari media online. Kelihatannya yang sekarang ini sedang jadi sorotan itu jalur tol Cipali, ya, yang telah mencatatkan 20 kecelakaan (pengemudi ngantuk), 8 kecelakaan (kecepatan terlalu tinggi), dan 9 kecelakaan (menabrak binatang) (Republika, 8/7). Yang terakhir sungguh sangat disayangkan.

Kecelakaan ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan, mulai dari mengapa sampai bisa terjadi, pemerintah benar tidak sih kerjanya, sampai solusi apa yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah yang ada.

Pertanyaan-pertanyaan seputar ini tidak dikemukakan secara gamblang, karena menteri yang ditunggu-tunggu, Basuki Hadimuljono, baru datang setengah jam sebelum adzan berkumandang. Jadilah ngobrol sore itu menjadi kurang maksimal karena apa yang dipaparkan Basuki sore itu hanya berupa garis besar saja.

Menurut Basuki, ada 2 kementerian yang vital dalam mengurusi arus mudik jelang lebaran, yaitu kemen PU dan menhub. PU sendiri lebih fokus pada persoalan infrastruktur yang menyangkut seputar prasarana, rekayasa lalin, dan perilaku kendaraan & pengendara. Yang pertama dan terakhir yang paling menarik minat saya. Walau sudah lama tidak mudik, masalah yang terkesan sama selalu terjadi berulang-ulang, dan problemnya biasanya yang itu-itu saja, kalau tidak karena prasarana, ya perilaku kendaraan dan pengendara.

Basuki menuturkan, berdasarkan pantauan, beberapa titik di jalur Sumatera baru saja disiapkan sehingga belum sempurna. Seperti di Lampung, setelah sebuah tronton menabrak 1 jembatan di sana, pemerintah belum memperbaikinya, tetapi sudah menggantikannya dengan membuat 2 jembatan baru yang bisa digunakan untuk 2 lajur (Lampung & Palembang). 2 Jembatan ini, sambung Basuki, sudah selesai dan siap digunakan untuk mudik.

Basuki juga menambahkan, tahun ini, kereta api menjadi moda transportasi favorit, dengan tren kenaikan penumpang mencapai 5 % setiap tahunnya. 

Mengenai Cipali, Basuki memastikan sudah ada tambahan 2 jalur sepanjang 116 km+30 km (Palimanan-Pejagan) yang diharapkan dapat membantu mengurangi kepadatan hingga 40%.

Kalau saya sih berharap, pemerintah bukan hanya sekadar menerima laporan, tapi juga terus melakukan pantauan ke lokasi sehingga jalur-jalur vital yang akan dilalui pemudik benar-benar prima ketika harus digunakan. Seharusnya, masalah-masalah seperti ini sudah bisa ditanggulangi jauh-jauh hari, sehingga kecelakaan bisa diminimalisir. Terlebih, keluhan-keluhan yang datang seputar minimnya area peristirahatan, penerangan yang belum optimal, hewan liar yang kadang melintas, sampai jalur lurus yang terlampau panjang seharusnya sudah bisa diatasi karena masalah yang serupa pernah terjadi sebelum-sebelumnya.

Ngobrol yang tadinya bikin kening mengkerut, tetiba geerr karena sang menteri berkelakar, "kayaknya saya disuruh nyanyi, nih" saat sebuah sound musik muncul di tengah-tengah cuap-cuapnya secara tiba-tiba. Ha ha ha.

Sebetulnya, event ROL ini tidak segitu boringnya karena panitia mengundang 2 pengisi acara yang membawakan nasyid-nasyid yang didendangkan dengan merdu dan syahdu. Saya malah sempat gagal fokus waktu menyimak tausiyah ustadz yang berwajah teduh :D

adem :D
Setengah jam jika yang bicara menteri dan semacamnya terasa lama buat saya. Untunglah, lomba live tweet membuat suasana sedikit semarak, karena saat kepala saya tolehkan ke kiri dan kanan, blogger, media, hingga panitia (tidak mau kalah) sibuk mengambil angle selfie paling maksimal biar bisa bawa pulang hadiah. Ha ha ha. Kalau saya, sih sepertinya tidak pernah berteman akrab dengan yang namanya doorprize.

Tak lama, waktu berbuka pun tiba. Pak Ustadz belum lagi memulai doa, beberapa tamu sudah tampak mengantri minuman dan makanan, yang sore itu menyajikan teh (kemanisan) hangat, es buah. Untuk makanan, berhubung saya hanya makan pondokkan, saya melewatkan makan besar yang kelihatannya lauknya lumayan enak-enak. Saya sempat melihat semacam daging tipis berwarna hitam yang dipotong tipis, seperti pindang. Selebihnya, mata saya terpaut pada bakso, juga siomay yang terlihat menggugah selera :D


Selesai berbuka dan foto-foto (pastinya), para tamu undangan yang datang sore itu pun pulang membawa tumpukan buku dan mug bergambar gedung kemen PU yang diletakkan di dalam tas yang menurut saya lebih besar daripada isinya :D 

Oh ya, kemen PU juga mengadakan lomba meng-cover lagu ayo mudik, lho dengan hadiah yang kece abis. Buat yang gape ngaver, jangan sampai ketinggalan, ya karena siapa tahu hadiahnya bisa dipakai saat mudik nanti. Atau, buat oleh-oleh keluarga di kampung tercinta :)

Selamat pulang kampung. Jangan lupa, utamakan keselamatan, dan drive safety ^_^












 



 







 

Komentar

Postingan Populer