Berbekal Yuk

Perjalanan kemarin, alhamdulillah dimudahkan. Tidak ada hambatan berarti. Kereta tidak lama datang tanpa saya harus menunggu. Sekalipun saya tidak terlalu keberatan jika lama menunggu (jika itu kereta) karena yah, saya sudah biasa menunggu. Ehem. Menunggu kamu, iya. Menunggu kamu!

Perjalanan kemarin bisa dibilang perjalanan paling sukses yang pernah saya lakukan selain perjalanan ke rumah seorang teman lama bersama teman lama yang lain beberapa hari yang lalu. Karena kau tahu, bagi kami para perempuan (terlebih yang sudah menikah), kami cukup kesulitan hanya untuk menentukan kapan dan harus pergi kemana. Mengumpulkan kami semua (dalam satu waktu) itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Disamping itu, belum lagi kami harus melalui berbagai macam pembicaraan alot yang malah lebih sering bikin lelah sebelum kesepakatan dicapai. Yah, begitulah. Pernikahan memang membawa perubahan yang cukup berarti khususnya bagi kami para perempuan. Saya memang belum menikah. Dan jika waktu bisa diputar kembali, sebetulnya saya kepengin banget menikah di usia lebih awal (kau boleh menyebutnya pernikahan di usia dini dan tidak ada yang salah dengan itu). Bukan karena asyik kali ya kalau nikah muda, bisa seperti para selebgram yang kelihatan bahagia banget di akun-akun sosial media mereka.

Kita doakan saja seperti itu. Yang disayangkan, kalau kita menikah hanya untuk alasan-alasan sepele yang kita sendiri nggak tahu alasan itu bisa bikin kita bertahan nggak sih di kemudian hari atau bubar di tengah jalan. Atau karena kita nggak tahan lagi karena keseringan dibombardir pertanyaan, "kapan nikah?" dan sejenisnya. Kalau bisa, sungguh saya ingin sekali menikah muda dan punya anak banyak yang semoga bisa menjadi generasi penerus sahabat nabi shalallahu alaihi wasallam. Walaupun sebenarnya, usia nggak mempengaruhi seseorang untuk punya anak banyak (kalau Alloh berkehendak), menikah di usia muda memang punya lebih banyak keuntungan.

Jadi, buat adik-adik di luar sana yang memang sudah mempersiapkan pernikahan jauh-jauh hari, menikah mudalah (saya senang adik2 di SSG sudah pada menikah). Kalau kalian sudah baligh, tentu tidak ada alasan untuk menunda menikah, ya. Apalagi kalau kalian sudah tergolong atau masuk ke dalam orang-orang yang wajib menikah. Misal nih, kalau sudah suka sama seseorang, saya sarankan untuk langsung menikah saja karena kalau tidak, kau tahu sendiri, tidak ada yang bisa menjamin kamu kuat terus menerus menahan rasa rindu di dada.

Kalau kamu bisa melupakannya dengan mengalihkan perhatianmu padanya kepada hal-hal positif, alhamdulillah. Tapi kalau tidak? dan kamu tidak mungkin mengambil keputusan untuk memacari anak orang, sekalipun dengan alasan, "saya serius kok" atau "hubungan ini kan juga akan sampai pada pernikahan, nanti". Nantinya itu yang ghaib, nggak tahu kapan yang penting jalani aja dulu. Itu yang bahaya.

Tak perlu mendengarkan ucapan para feminis yang bilang nikah muda itu nggak masuk akal, melanggar ham dan lain sebagainya. Atau kita bebas melakukan apa saja dengan tubuh kita, siapapun nggak boleh ngatur karena tubuh kita adalah milik kita. Bagi kita yang meyakini adanya akhirat, kita memahami bahwa kita tidak ada di dunia ini yang kita miliki. Kita cuma mengklaimnya. Jangankan pasangan kita (suami atau istri), diri kita saja bukan kita yang memiliki. Anak kita apalagi, kita nggak punya andil sama sekali dalam membuat anatomi tubuh mereka.

Rahim kita hanya dititipi agar mereka bisa lahir ke dunia dan menjadi jalan bagi kita untuk mengumpulkan amal untuk kehidupan kita di akhirat kelak. Jadi, anak-anak kita itu investasi kita yang paling berharga (bukan emas, mobil, rumah apalagi gadget) juga mahal karena nggak bisa dinilai oleh apapun di dunia ini yang hanya sementara dan fana ini. 

Semoga, bagi para istri di luar sana yang belum Alloh karuniakan dengan buah hati, bisa diberikan kesempatan oleh Alloh untuk menjaga amanah anak dengan sebaik mungkin. Sementara untuk sholihat yang belum ketemu sama jodohnya, disabarkan dan dilapangkan dadanya sampai dipertemukan kdengan calon suami di saat dan waktu yang menurut Alloh paling tepat. Bersabarlah. Karena dengan kesendirian ini, boleh jadi Alloh masih menginginkan kita untuk belajar dulu menambah ilmu membekali dan memperbaiki diri, berbakti pada orang tua dan berperan aktif di lingkungan sekitar kita. Memberikan kontribusi positif untuk negara ini, sekecil apapun itu di mata manusia.

Berbekalah untuk akhirat kita, walau hanya dengan sebiji kurma. Karena kita tidak pernah tahu, amal kita yang mana yang akan membawa kita masuk ke surga Alloh SWT.





Komentar

Postingan Populer