Di Surabaya

Tidak banyak yang berubah, ga. Tidak banyak. Kami tidak pernah bertemu lagi sejak perjalanan ke Jogja beberapa tahun yang silam. Aku bukan tak berusaha mengontaknya, aku mencarinya. Menghubunginya lewat jalur yang kurasa masuk akal. Hanya saja, kau tahu dia pengguna iphone sejati. Dia tidak pernah keluar dari padanya. Entah kalau sekarang.

Sementara yang lain, kurang lebih sama. Dengan ning pun aku sudah lama tidak berhubungan dengannya. Tiga atau empat bulan yang lalu, kurasa (itupun aku yang lebih dulu menghubunginya). Kami memang tidak sedekat itu. Tapi kami juga tidak sejauh itu. Kami pernah akrab waktu masih jadi kuli tinta kemarin dulu (kurasa kau pun tahu itu, ga). Dia yang paling ramah dan mungkin tulus selain man juga jul.

Terlepas dari bagaimana perasaan mereka berdua, dan yah, kau kan tahu mereka berdua sudah menikah. Tidak seperti kamu, aku juga ning yang masih saja betah sendiri. Hmm, aku nggak tahu sih status terakhir kamu, ga. Apa kamu sudah menikah? kuharap yang terbaik menemui dirimu.

Tapi, tahun ini, berita semakin memanas, ga. Dan kamu masih menulis. Aku senang mendengarnya. Aku memang belum membacanya selain judulnya yang menurutku kurang kreatif. Kurasa mungkin sangat sulit bagimu untuk melupakan perempuan itu? Kamu memang tidak pernah membicarakan kalau kamu tidak akan melewatkan pemilu, tapi kurasa kau tidak mungkin tidak memilih. Tidak memilih pun kelak akan dimintai tanggung jawab. Kamu tahu persis soal itu.

Ini sungguh sulit, ga dan terdengar mencekik kalau kita tidak berusaha mencari tahu siapa yang lebih baik dari calon yang ada. Siapa yang lebih sedikit mudharatnya. Kita harus paham panduannya, ga jika tidak ingin menyesal di kemudian hari.

Ibu-ibu di pasar, mereka terus berteriak harga telor naik, cabai mahal, brokoli sulit didapat. Aku pun hanya makan mie rebus, ga. Selain untuk berhemat, kebetulan aku memang suka makanan itu dibanding lainnya. Harganya lebih masuk akal dari harga cilok dekat rumah. Kamu tahu, aku belum lagi bekerja dan aku tidak mengirim tulisan ke media. Aku berhenti melakukannya, ga. Entahlah, kurasa kepercayaan diriku telah direnggut entah oleh apa.

Aku tidak pernah benci berangkat ke kantor. Jalanan yang kulalui memang jelek, jalanan berlubang dimana-mana, timbunan sampah menguarkan bau tengik sering bikin aku mual. Laki-laki tak tahu diri bebas mengobarkan asap rokok seakan dunia ini milik mereka dan keluarganya. Dan oleh karenanya, ia merasa berhak dan mungkin senang membagikan asap rokok jahanam yang keluar dari mulutnya yang mungkin asam kalau tidak merokok barang sehari.

Bisakah kau katakan padanya kalau ia bebas merokok asal ia hirup asap rokoknya sendiri? oh, ga. Aku sudah lama tidak mengontak ning. Aku tidak tahu apakah ia masih berusaha menetralisir perasaannya untuk laki-laki yang tidak akan pernah menyukainya? laki-laki itu bukan hanya tidak menyukainya, ga. Tapi, ia tidak mungkin menyukai perempuan. Aku tidak mengatakan ini menyedihkan kepada ning. Aku hanya mengelus pundaknya dan mendengarkannya dengan seksama.

Kurasa ia tidak perlu mendengar apapun dariku karena kurasa akan lebih menenangkan jika aku mendengarkannya saja tanpa menyelanya atau yang lebih mengerikan memberinya saran ini dan itu tanpa diminta.

Tahun ini dan belakang, banyak hal terjadi, ga. Kalau kamu menikah nanti, apa kamu akan menceraikan istrimu suatu hari nanti? atau sebaliknya? kau tahu nat kan. Dulu, dia pernah cerita kalau rumah tangganya sedang tidak baik. Dan jalan bercerai, walau bukan yang ia harapkan tapi ia sempat memikirkannya.

Kau tahu ongkos perceraian tidak murah. Beberapa orang yang menghubungiku kemarin, mempertanyakan bagaimana bisa semahal itu hanya untuk mengurus perceraian. Orang kaya sekalipun, mereka masih menginginkan harga yang murah, ga. Dan yah, kalau mereka sreg tentang semuanya, mereka tinggal tanda tangan dan membayar ongkosnya di muka sebagai tanda jadi.

Kemarin, sempat ada klien yang datang, laki-laki. Kau tahu apa, dia datang ke kantor bersama seorang wanita muda yang bajunya seperti kekurangan bahan. Seorang pengacara di kantorku kasak kusuk kalau dia kemungkinan besar penyebab dari mengapa lelaki itu menghubungi kantor macam kantor kami.

Aku lebih suka menyebutnya begitu perusak rumah tangga orang daripada sebutan apa itu, pelakor? atau pebinor? oh, terserahlah. Apapun alasannya, saat mereka datang, aku tak pernah menginginkan mereka bercerai, ga. Siapapun mereka. Orang yang uangnya nggak berseri, atau yang cuma punya uang 5 juta, aku berharap mereka memikirkannya kembali.

Kudengar, orang itu menjadi gila ya, ga? apa kamu bisa mengonfirmasi berita yang kadung tersiar ini. Kalau dia menjadi kehilangan kewarasannya karena gagal dalam pemilihan kemarin. Ini menyedihkan, ga. Orang itu, dia sudah kehilangan ratusan juta, bukan hanya tak mendapatkan apa yang dia inginkan, ia bahkan kehilangan dirinya sendiri.

Apa kau pernah bertanya, mengapa orang-orang itu ingin sekali berkuasa? mengapa orang-orang itu begitu tak punya hati? bertindak atas nama keamanan warga dan negara tapi mereka menyakiti warga yang lainnya? warga negara mana yang mereka amankan, ga? apa mereka berhak memecat dosen yang memutuskan untuk menutup wajahnya? apa mereka berhak berteriak toleransi sementara menuding sekelompok orang intoleransi hanya karena berbeda pandangan?

Pernahkah mereka bertanya kepada diri mereka sendiri, ga siapa yang memberikan kekuasaan itu? siapa yang memercayakan kekuasaan itu? dan apakah mereka kira, kekuasaan itu tidak akan dimintai pertanggunganjawab di hari akhir kelak? 

Aku sedang memikirkan untuk mengunjungi Surabaya. Mungkin, kita bisa ketemu nanti?











 

Komentar

Postingan Populer