Jangan Lupakan Sejarah

Saya lupa tanya, di umur berapa tepatnya Linda lelah terhadap tema cinta --percintaan menye-menye yang membuat pening kepala. Saya kira, dalam hal itu, saya jauh lebih dulu mengalaminya. Yah, bisa dibilang itu bukan sebuah prestasi, dan oleh karenanya tak ada yang patut dibanggakan. Tapi, saat ini kita memang punya masalah serius.

Kemarin, saya baru saja baca tulisan tentang memang salah ya perempuan nonton bioskop sendirian? tanpa harus membaca panjang, jawaban tidak saya rasa lebih dari cukup. Saya dulu juga sedikit merasa tersentil, dan yah, walau nggak sampai merasa harus membuat tulisan tentang itu, tapi, saya rasa perempuan bisa melakukan apa saja (termasuk nonton bioskop sendirian, tentu) yang ia rasa perlu ia lakukan.

Masalah baru terletak pada seberapa besar manfaat atau mudharat yang ia dapatkan dari kegiatannya tersebut. Saya dulu berpikir begitu, ingin bebas tanpa dikekang oleh suatu apapun. Kenyataannya, saya bersyukur cepat disadarkan bahwa pertama, saya hidup di negara (masih memuja) demokrasi yang berbasis pada pancasila, dan sila pertama menyebut dengan jelas bahwa akar bangsa ini adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jadi, saya sungguh tidak dapat mengerti kalau ada orang-orang yang menginginkan agama dipisahkan dari kehidupan sosial, budaya, ekonomi, hukum, politik kita. Kedua, negara ini mayoritas penduduknya beragama Islam. Ini membahagiakan, alhamdulillah sekalipun kita masih punya banyak PR, namun, setidaknya kita perlu bersyukur diberikan kesempatan hidup di negara yang aman, tentram, gemah ripah loh jinawi sekalipun pejabatnya banyak yang korupsi.

Kemarin, saya sempat ikut tes CPNS. Dan kau tahu apa, pertanyaannya sungguh membuat pusing kepala. Sejak dulu memang pertanyaan yang ditanyakan di tes-tes macam itu memang nggak ada yang masuk akal, toh tetap saja ada yang lulus dari tes itu. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, saya pikir tidak lolos mungkin adalah jalan terbaik yang Alloh pilihkan.

Bayangkan saja, kau harus menerjemahkan setiap inchi kehidupanmu ke dalam Pancasila. Bagaimana kau melakukannya? kau bisa memikirkannya nanti. Sebagai orang yang memiliki keyakinan, harusnya kita meletakkan agama kita di atas dari segalanya. Agama Islam itu sempurna, pemeluknya yang jauh dari kata sempurna. Namun, bila kita mau memaknai dan menjalankan syariat ini sesuai dengan apa yang rasulullah ajarkan, insyaalloh negeri ini bukan tidak mungkin akan kembali kepada kejayaannya di masa silam.

Masalahnya, apakah kita mau membuka kembali dan belajar dari gemilangnya sejarah agama kita ini?





 

Komentar

Postingan Populer