Dinner (ala-ala tamu VVIP) di Signatures Hotel Indonesia Kempinski


Ini kali pertamanya saya berkenalan dengan kuliner khas Pulau Sulawesi-Maluku. Berhubung lidah saya tidak biasa menyentuh makanan mentah, saya terpaksa melewatkan makanan khas Maluku 'gohu ikan' atau ikan tuna yang biasa disajikan bersama bawang merah, cabe rawit yang ditumis dengan minyak kelapa. Karenanya, saya jadi tidak begitu memerhatikan apakah kemarin, Signatures menyediakan makanan yang juga dikenal sebagai sashimi-nya Ternate ini.

Ini juga kali pertamanya saya makan malam alias dinner di Signatures yang terletak tak jauh dari lobi Hotel Indonesia Kempinski, yang selama 5 minggu terakhir ini sedang gencar mempromosikan makanan nusantara dari 5 pulau (Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi-Maluku). Hari mulai gelap saat saya sampai di gedung pencakar langit di samping hotel. Angin semilir meniup dan menerbangkan hijab, membuat saya kembali mengenang saat-saat saya ngangkot kesana kemari untuk mencapai tempat tujuan.

Begitu kaki saya menginjak Signatures yang malam itu menghias diri dengan ornamen cantik dari berbagai pulau di Indonesia, mata saya menangkap beberapa orang yang sudah lebih dulu menyantap makan malam. Sepi. Tiba-tiba, saya merasa seperti tamu VVIP mengingat tak semua orang punya akses untuk makan di tempat 'wah' seperti ini. Haha.

Dari blogger lain yang ketemu secara nggak sengaja, saya baru tahu ada 5 blogger lain yang juga diundang untuk merasakan program promo kuliner malam ini. Menyenangkan. Saya sih sempat kepikiran, kondisi Signatures pasti penuh sesak malam itu, minimal sama tamu yang menginap di hotel secara sudah memasuki weekend (Jum'at). Ternyata perkiraan saya meleset.

Setelah di data di meja depan oleh resepsionis, perjalanan kuliner pun saya mulai setelah diantar ke sebuah meja. Sambil berkeliling, melihat-lihat, dan tentu saja mengambil foto meja-meja yang menyediakan menu khas Sulawesi Maluku, saya berusaha meresapi alasan mengapa saya memilih minggu-minggu terakhir untuk mengikuti program yang dihelat Signatures sejak 3 tahun yang lalu. Menurut seorang staf, tahun ini animo blogger cukup besar dibanding tahun kemarin yang hanya diikuti 5 blogger saja. Hmm, semoga terus mendapat respon positif dari berbagai pihak untuk tahun-tahun mendatang, ya. 

Sekarang, mari kita mulai menjelajah wisata kuliner Sulawesi Maluku di Signatures Kempinski. Saya memulainya dari ikan-ikanan, dan daging. Tanpa nasi, tentu saja.

kepiting lada hitam, ayam gagape, prawn tuturaga, daging iga woku plus sambal roa


Main course
Sayang seribu sayang, saya dan blogger lain tidak dapat berbincang dengan guest chef, Petty Elliot, yang sedang tidak di tempat malam itu. Padahal, siapa tahu chef Petty dapat memberi saya jawaban mengenai keistimewaan kuliner Sulawesi-Maluku.

Saya baru tahu, selain pulau sumatera, masakan Manado dan Sulawesi ternyata juga dikenal dengan citarasa pedasnya, meski kepedasan yang dibuat chef Petty malam itu berada pada level aman hingga bisa disantap bahkan oleh tamu yang tidak biasa/bisa makan pedas sekali pun.

Harus saya akui sungguh asyik mencocol makanan yang ada dengan sambal roa yang pedasnya sedang. Walaupun akan terasa jauh lebih mantap jika dibuat lebih pedas. Begitu pun dengan sambal dabu-dabu dan colo-colo. Awalnya, saya agak takut-takut memasukkan sambal-sambal itu ke piring karena namanya yang cukup asing di telinga. Namun, keberadaan saya disini kan apalagi kalau bukan untuk menikmati masakan nusantara yang kaya bumbu dan rempah ini?


Bagi  penggemar masakan Manado, saya sarankan untuk tidak melewatkan mencicipi nasi kuning ala Manado yang isiannya membuat lidah terus bergoyang. Atau bubur Manado dengan topping jagung yang terlihat fresh juga kinclong. Tring.

Ini berdasarkan pengakuan teman saya yang malam itu mencoba nasi kuning dengan suwiran ika tuna yang meski pedasnya kurang, tetap jempol karena bumbunya yang otentik dan nendang. Sama halnya dengan ikan kakap yang pedasnya pas di lidah khususnya bagi para pecinta pedas.
 

  
Seafood  
Nah, di area ini, ada kerang yang enaknya nggak kira-kira, sampai bikin teman saya nambah karena teksturnya yang lembut dan nggak amis. Biasanya kan waktu makan kerang ninggalin bau yang kadang suka bikin selera makan jadi hilang. Selain itu ada juga udang, juga kepiting yang sayangnya nggak sempat dicoba, meski secara penampilan begitu menggoda.


Dessert
Sebagai pecinta pastry, sungguh sangat disayangkan saya tidak menemukan roti-rotian yang biasa disajikan hotel-hotel berkelas. Malam itu, hanya tersedia roti kering yang biasa dimakan bersama mentega kecil dalam sachet. Saya menskipnya, untuk kemudian mencari makanan penutup lain sebagai pelengkap dinner malam ini.

Pilihan pertama saya jatuhkan pada pisang yang dicelup dalam sirup berwarna merah dicampur santan yang ternyata bernama pala butung. kalau menurut saya, ini semacam pisang ijo gitu (yang ini tidak dibungkus apa pun). Sayang, pisangnya agak sedikit keras padahal sirup dan santannya sudah terasa pas di lidah. Selain itu kita juga bisa merasakan barongko, pisang kukus yang dibungkus daun pisang khas Bugis, sampai klapetart yang not bad dengan teksturnya yang lembut dan rasanya yang nggak terlalu manis. Ini poin penting karena saya tidak terlalu suka makanan yang terlalu manis, kecuali coklat :D

Meski nggak ada pastry yang saya inginkan, rasa kangen pada roti-rotian berkualitas cukup terobati dengan melihat deretan jajanan pasar yang menyegarkan mata. Warna warninya sungguh menggugah selera. Pada tahap ini, saya sampai lupa untuk mencicipi lho, haha, padahal setelah melihat-lihat kembali koleksi foto (apalagi yang dijepret Heni), kleponnya terus membayangi pelupuk mata.


Selain masakan nusantara yang diracik secara apik di Five Foodie Island, kita juga tetap bisa merasakan menu asia lainnya, seperti Jepang dan tentu western food.

Untuk western, ada menu blackforest yang rasanya lumayan, meski cenderung plain. Pizza yang meski tipis tapi ok rasanya. Sementara juara malam itu harus disematkan pada es krim rasa kopi dan coklat dengan taburan kacang kenari diatasnya. Yuum, benar-benar penutup dinner yang pas. Apalagi ditambah dengan pelayanan yang ramah dari kru Signatures.

blackforest dan ice cream
Masih ada hari ini lho, hari terakhir bagi yang mau mencicipi makanan khas Sulawesi-Maluku (2-8 Sept) dengan kisaran harga 700 ribuan untuk 2 orang (++), dengan sistem makan buffet. Signatures lagi ada promo dengan BCA juga, silakan dimanfaatkan semaksimal mungkin. Untuk info lengkap bisa langsung menghubungi Signatures di Hotel Indonesia Kempinski.

A great journey is not only about traveling, but also taste a good food from our hometown.


      



 




Komentar

Postingan Populer